Harga Emas Kembali Terjun Bebas, Terbebani Penguatan Imbal Hasil Pasar Obligasi AS
Harga emas di pasar internasional di perdagangan selama 24 jam terakhir ditutup melemah lebih dari 1 persen menjelang rapat The Fed.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga emas di pasar internasional di perdagangan selama 24 jam terakhir ditutup melemah lebih dari 1 persen menjelang rapat simposium yang akan digelar bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Mengutip data Live Mint, harga emas spot jatuh 1,2 persen menjadi 2.482,49 dolar AS per ons. Penurunan juga terjadi pada perdagangan emas kontrak berjangka AS yang ikut terseret turun, anjlok 1,2 persen menjadi 2.518,1 dolar AS per ons pada Jumat (23/8/2024).
Pelemahan ini merupakan yang terendah sejak 15 Agustus 2024 atau lima hari terakhir. Setelah sebelumnya harga emas spot sempat mencapai rekor tertinggi 2.531,6 dolar AS per ons.
Melemahnya harga emas pada perdagangan pagi ini terjadi akibat penguatan dolar AS, tercatat dalam 24 jam terakhir indeks dolar naik 0,4 persen terhadap mata uang utama lainnya buntut ketegangan investor terkait klaim pengangguran AS yang naik lebih dari proyeksi pekan lalu.
Selain itu, imbal hasil obligasi AS 10 tahun juga dilaporkan mengalami kenaikan menjadi 3,86 persen dari 3,78 persen. Serangkaian tekanan ini yang membuat konversi emas makin terkoreksi.
Tak hanya emas, harga perak spot ikut turun 1,6 persen menjadi 29,15 dolar AS per ons, platinum merosot 1,7 persen menjadi 947,35 dolar AS, dan paladium anjlok 2,5 persen menjadi 927,37 dolar AS.
“Emas mengawali minggu ini dengan pembaharuan yang menentukan dari titik tertinggi sepanjang masa, mencapai harga spot maksimum 2531 dolar AS per troy ounce,” jelas Alex Kuptsikevich, analis pasar senior FxPro.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 22 Agustus 2024: Melemah di Level Rp1.410.000 per Gram
“Para bulls gagal untuk mengambil inisiatif pada akhirnya, dan pada hari Kamis, emas kehilangan lebih dari 1 persen, jatuh kembali ke kedalaman tren naik yang terbentuk pada bulan April,” imbuhnya.
Prospek Harga Emas
Terpisah, investor saat ini tengah fokus menanti pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole yang diharapkan bakal melonggarkan kebijakan dengan mengerek turun suku bunga AS hingga akhir tahun 2024.
Peluang penurunan Federal Funds Rate The Fed kemungkinan bakal dikerek sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25 persen pada September mencapai 75 persen. Sementara kemungkinan pemangkasan 50 bps ke 4,75-5 persen adalah 25 persen.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 22 Agustus 2024: Melemah di Level Rp1.410.000 per Gram
Meski pemangkasan suku bunga masih diproyeksikan, namun apabila hal tersebut terealisasi maka harga emas bisa kembali berada di level tertinggi.
Ini karena Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Sehingga memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
"Jika Powell dapat menyatakan keyakinan lebih besar terhadap pemangkasan suku bunga pada September, sinyal dovish tersebut bisa memicu lonjakan lain untuk harga emas," kata Han Tan, Kepala Analis Pasar di Exinity Group.
Ada kemungkinan harga emas bisa bangkit di kisaran 2.508 dolar AS per troy ons. Jika tertembus, maka target resisten 2.514-2.523 dolar AS per troy ons bisa terkonfirmasi.