Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekspor Industri Sawit Anjlok, Kontribusi Devisa Per Mei Rp151 Triliun

Gapki menyebutkan, industri ini hingga Mei 2024 saja telah memberi devisa negara sebesar 9,78 miliar dolar AS atau setara Rp 151,4 triliun.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ekspor Industri Sawit Anjlok, Kontribusi Devisa Per Mei Rp151 Triliun
m.kompas.com
Perkebunan kelapa sawit 

Eddy mencontohkan penurunan ekspor CPO ke China. Menurutnya saat ini China sebagai pangsa pasar ekspor minyak sawit terbesar Indonesia telah beralih ke minyak biji matahari beberapa waktu terakhir.

"Minyak sawit sekarang lebih mahal, sehingga mereka (China) melakukan pembelian banyak ke minyak matahari dan mengurangi minyak sawit," kata Eddy .

Dengan kondisi demikian, menurutnya pemeritah perlu melakukan fleksibelitas kebijakan fiskal untuk mendorong harga minyak sawit agar lebih kompetitif.




Pasalnya, minyak sawit bukanlah satu-satunya minyak nabati di dunia. Eddy bilang pangsa pasar minyak sawit hanya berkisar 33% dan 67% lainya bersumber dari minyak nabati lainya termasuk minyak biju bunga matahari.

"Jadi memang disini perlu kebijakan pemerintah paling tidak ada permainan instrumen fiskal, saat harga sawit kita tidak kompetitif kita turunkan saat kompetitif bisa naik kembali," ujarnya.

Sebelumya, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan penurunan ekspor CPO dan turunannya terjadi di sejumlah negara tujuan ekspor. Dia mencontohkan, ekspor CPO ke India turun 59,31 persen (mtm) dan turun 67,50 persen (YoY).

Ekspor CPO ke Cina juga merosot 49,56 persen (mtm) dan 30,04 persen (YoY). Penurunan ekspor CPO juga terjadi ke Pakistan sebesar 17,78 persen (mtm) dan 18,62 persen (YoY).

BERITA TERKAIT

Baca Juga: Produksi Minyak Kelapa Sawit Indonesia Diperkirakan Turun, Ini Penyebabnya

Capaian ekspor CPO ini berbanding terbalik dengan bulan lalu. Pada Juni 2024, BPS mencatat hanya nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami kenaikan secara bulanan. Meskipun begity, secara tahunan, nilai ekspor CPO juga menurun.

Nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami peningkatan sebesar 100,70 persen secara bulanan dan menurun 5,92 persen secara tahunan.

Nilai ekspor CPO dan turunannya pada Juni 2024 tercatat 2,18 miliar dolar AS. Sedangkan Mei 2024 nilainya  1,08 miliar dolar AS, dan Juni 2023 senilai 2,31 miliar dolar AS. Ekspor CPO mengalami peningkatan karena didorong peningkatan volume ekspor CPO.

Artinya ada permintaan yang meningkat dan peningkatan permintaan di pasar global ini dipenuhi CPO Indonesia.

(Kontan/Lailatul Anisah/Anna Suci Perwitasari)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas