Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pendapatan Driver Ojol Tergerus oleh Tingginya Potongan Komisi Aplikasi: Mau Nabung Susah

Keluhan utama yang disampaikan para driver ojol yang menggelar aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda hari ini adalah soal kesejahteraan.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pendapatan Driver Ojol Tergerus oleh Tingginya Potongan Komisi Aplikasi: Mau Nabung Susah
Tribunnews/Bambang Ismoyo
Suasana aksi demonstrasi driver ojol di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Agustus 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluhan utama yang disampaikan para driver ojek online (ojol) dan kurir antaran online yang menggelar aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024) siang adalah soal kesejahteraan.

Mereka mengeluhkan rendahnya pendapatan harian yang mereka bisa bawa pulang karena tingginya potongan komisi oleh perusahaan aplikasi ojek online atas pendapatan kotor mereka setelah narik.




Abby, salah seorang driver ojek online yang bergabung di Gojek mengatakan, potongan di aplikasi ini cukup tinggi dan membuat pendapatannya pas-pasan.

Abby membeberkan, potongan oleh perusahaan aplikasi berkisar antara 20 hingga 30 persen.

"Yang kami keluhkan itu salah satunya soal potongan biaya aplikasi. Katanya 20 persen dari total tarif (yang tertera) di penumpang. Tapi kayaknya lebih dari 20 persen," ujar Abby saat ditemui di lokasi aksi.

Sebagai contoh, seorang pelanggan yang akan menggunakan jasa ojek online Gojek dengan jarak tempuh di bawah 5 kilometer, akan dikenakan tarif sekitar Rp15.000.

Aksi demo driver OJOL depan Patung Kuda
Suasana aksi demonstrasi driver ojol di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Agustus 2024.
BERITA TERKAIT

Namun, dari tarif tersebut Abby mengaku hanya mendapatkan komisi Rp 10.400 saja. Sebanyak Rp 4.600 lainnya menjadi hak operator ojek online.

Padahal pendapatan tersebut masih harus dipotong biaya pembelian bahan bakar bensin dan biaya perawatan berkala kendaraan yang sepenuhnya harus dia tanggung sendiri.

"Kalau dari informasi, katanya 20 persen potongannya, yang buat aplikasi. Tapi kadang kita sampai kepotong banyak. Enggak ada keterangan (transparansi) jadi saya nggak tahu," tukasnya.

Ia kembali menceritakan, penghasilan hariannya tidak menentu dari narik ojek online. Pendapatan paling tinggi yang pernah dia dapat mencapai Rp300.000, sedangkan terendah Rp150.000.

Baca juga: Massa Ojol Ricuh Saat Polisi Giring Satu Orang yang Diduga Provokator

Abby mengaku, pendapatan para driver Gojek makin menipis. Bahkan untuk kebutuhan hidup sudah pas-pasan.

"Makin ke sini makin sedikit pendapatannya. Padahal kan kita punya kebutuhan. Mau nabung juga susah sekarang," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas