Pengamat: Asuransi Perkuat Kemandirian Individu di Masa Depan
Asuransi menciptakan kemandirian individu untuk mampu menafkahi dirinya sendiri di masa depan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Populasi penduduk usia lanjut sangat mempengaruhi perekonomian negara dan perilaku konsumtif warga yang tentunya akan menurun tajam.
"Seseorang yang sudah pensiun sebaiknya memiliki asuransi pada dirinya agar kesejahteraannya dapat tetap terjaga,” kata akademisi dan pengamat asuransi Yurita Puji kepada wartawan, Rabu (28/8/2024).
Staf pengajar sejumlah perguruan tinggi di Jakarta ini berpendapat, asuransi menciptakan keberlanjutan sebagai program perlindungan terhadap masyarakat, serta menciptakan kemandirian individu untuk mampu menafkahi dirinya sendiri di masa depan.
Yurita menekankan pentingnya memperkuat modal sosial di masyarakat untuk saling mendukung mengedukasi lingkungan tentang pentingnya mempersiapkan hari tua baik untuk meng-cover kesehatan, pemenuhan kebutuhan setelah pensiun, bahkan cover asuransi kematian.
"Peran modal sosial sangat penting dalam menyampaikan informasi terkait hal tersebut.
Karenanya, organisasi asuransi di Indonesia dan jaringan antarindividu harus bisa mengedukasi masyarakat dan mengubah pandangan negatif terhadap asuransi menjadi lebih positif.
Dia mengatakan, upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap jaminan sosial atau asuransi, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga setiap individu.
"Kekuatan modal sosial harus menjadi salah satu bagian dari perubahan untuk mendorong masyarakat menjadikan jaminan sosial sebagai prioritas kesejahteraan,” ujarnya.
Baca juga: Semester I 2024, MSIG Bayarkan Klaim Asuransi Tembus Rp 336 Miliar
Dalam sebuah jurnal yang dibuat bertema Social Capital in Insurance Organizations in Indonesia, Case Study of the High Number of Retiress yang dia paparkan di forum Sunbelt International Network for Social Network Analysis 2024 diadakan di Inggris belum lama ini, Yurita menyebutkan beratnya literasi tentang persiapan masa tua.
"Literasi ini berat karena sering kali terbentur dengan budaya yang tumbuh di masyarakat bahwa kewajiban anak adalah mengurus orangtua," katanya.
Baca juga: Persaingan Asuransi Jepang Makin Ketat, Agen Bocorkan 35.000 Data ke Perusahaan Lain
Namun, kata dia, tidak semua anak memiliki kondisi keuangan yang baik untuk meng-cover asuransi orangtua bahkan dirinya sendiri.
Karenanya, kesadaran peran modal sosial perlu ditingkatkan untuk saling mengingatkan pentingnya persiapan untuk di hari tua. "Modal sosial juga penting untuk penetrasi peningkatan kesadaran investasi masyarakat pada industri asuransi,” kata dia.