Diversifikasi Produk Kelapa Sawit Mampu Dimanfaatkan Industri Kerajinan dan Batik
Indonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Produksi minyak sawit pertahunnya mencapai angka 45,5 juta metrik ton per-tahun.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Indonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Produksi minyak sawit pertahunnya mencapai angka 45,5 juta metrik ton per-tahun.
Dengan hasil produksi sebanyak itu, diversifikasi produk sawit perlu di dorong agar bermanfaat bagi industri-industri lainnya.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi, mengatakan hilirisasi kelapa sawit dapat menghasilkan produk yang berguna bagi industri kerajinan dan batik.
Baca juga: Bagaimana Swedia Hidupkan Ekonomi Sambil Berhemat Emisi?
"Produk turunan kelapa sawit seperti stearin dan bahkan limbah berupa cangkang kelapa sawit bisa dimanfaatkan sebagai pembuatan bahan perintang warna (malam batik) dan zat pewarna batik alami," tutur Andi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Selain limbah cangkang kelapa sawit, lidi dari kelapa sawit juga bermanfaat untuk diolah menjadi berbagai produk seni melalui keterampilan anyaman karena memiliki karakter serat yang lebih kuat, sehingga mudah dibentuk. Satu daerah yang memiliki luasan perkebunan kelapa sawit yang besar adalah Provinsi Kalimantan Selatan.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Kalimantan Selatan mencatat luas lahan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 427.000 hektare, sehingga daerah ini memiliki potensi sumber daya yang mencukupi untuk pengembangan industri kerajinan dan batik berbasis kelapa sawit.
Potensi tersebut yang mendorong diselenggarakannya kegiatan Promosi Diversifikasi Produk Kelapa Sawit di wilayah Kalimantan Selatan dan Promosi Halal Produk Turunan Kelapa Sawit melalui Workshop Halal, Batik dan Kerajinan Anyaman selama empat hari, mulai 21-24 Agustus 2024 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Yogyakarta Budi Setiawan, menyampaikan outcome dari kegiatan ini diharapkan mampu mendorong tiga puluh tenaga terampil yang kompeten di Provinsi Kalimantan Selatan yang bersertifikasi profesi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi untuk bisa memanfaatkan potensi dari sawit untuk industrinya.
Skema sertifikasi yang disiapkan adalah skema Pembuatan Kain Batik Tulis (lima unit kompetensi - SKKNI Nomor 104 Tahun 2018) dan Skema Pembuatan Kerajinan Serat Alam Non-Tekstil/anyaman (sepuluh unit kompetensi sesuai SKKNI Nomor 82 Tahun 2016 dan Nomor 141 Tahun 2016).
"Dengan memiliki sertifikasi kompetensi maka para pelaku industri ini juga memiliki bekal dalam mengajarkan ilmu yang mereka miliki kepada masyarakat," jelas Budi.