Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pintu Masuk Produk Impor Pakaian Jadi Hingga Kosmetik Bakal Digeser ke Indonesia Timur

Dari Ditjen IKFT Kemenperin sendiri, ada beberapa jenis produk yang diusulkan, yaitu kosmetik, alas kaki, pakaian jadi, dan tas.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pintu Masuk Produk Impor Pakaian Jadi Hingga Kosmetik Bakal Digeser ke Indonesia Timur
Tribunnews/Herudin
Ilustrasi, pekerja melayani pembeli pada salah satu toko tekstil di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Ditjen IKFT Kemenperin) telah mengusulkan agar pintu masuk untuk beberapa produk impor digeser ke wilayah timur Indonesia. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Ditjen IKFT Kemenperin) telah mengusulkan agar pintu masuk untuk beberapa produk impor digeser ke wilayah timur Indonesia.

Dari Ditjen IKFT Kemenperin sendiri, ada beberapa jenis produk yang diusulkan, yaitu kosmetik, alas kaki, pakaian jadi, dan tas.




"Entry point di [Indonesia] Timur seperti Kupang, Sorong, Bitung gitu. Geser pelabuhan masuknya," kata Sekretaris Ditjen IKFT Kemenperin Kris Sasono Ngudi Wibowo ketika ditemui di kawasan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024).

Baca juga: Menperin Akan Alihkan Pintu Masuk Tujuh Barang Impor, Di Mana Saja?

Ia mengatakan, di internal pihaknya telah menjadi omongan yang panjang untuk penggeseran pelabuhan masuk produk impor ini.

Dengan menggeser pintu masuk produk impor, importir pasti akan terbebani dengan ongkos logistik yang bertambah.

Maka demikian, produk lokal bisa memiliki daya saing yang lebih tinggi dibanding dengan produk impor.

BERITA TERKAIT

"Teknik ini aja, non tariff barrier aja, untuk bisa daya saingnya lebih besar. Itu fair kok, di negara-negara [lain] ini juga sama," ujar Kris.

Ia mengaku pihaknya sudah melakukan hitung-hitungan berapa tambahan ongkos yang harus dikeluarkan lebih banyak lagi oleh importir jika pelabuhan masuknya dipindah.

Sayangnya, Kris belum bisa mengungkap lebih detail dari hitung-hitungan yang telah dilakukan pihaknya.

Yang jelas, ia berharap rencana ini bisa segera terealisasi pada tahun ini. Sebab, tidak bisa jika hanya mengandalkan pengenaan bea seperti Bea Masuk Anti Dumping (BMAD).

Baca juga: Akademisi Pertanyakan Barang Impor Sempat Tertahan Hingga Terkena Denda

Proses yang harus dilalui untuk pengenaan BMAD panjang. Dibutuhkan penyelidikan selama bertahun-tahun untuk membuktikan bahwa produk impor tersebut merupakan barang dumping.

"Kalau entry point kan kita pengen geser ke sana, ya digeser gitu," pungkas Kris.

Adapun Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut usulan pemindahan pelabuhan ini telah siap diberikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Usulan ini nantinya akan dibahas dalam rapat terbatas (ratas).

Agus mengatakan ada tujuh jenis komoditas yang jalur masuk barang impornya akan dipindah ke wilayah timur Indonesia.

Tujuh barang yang dimaksud, yakni Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), produk tekstil lainnya, alas kaki, elektronik, keramik, pakaian, dan produk kosmetik atau kecantikan.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga pernah menyebut hal serupa. Menurut dia, produk-produk dari tujuh komoditas itu telah membanjiri Indonesia.

Sehingga, bila pintu masuk produk-produk tersebut digeser ke wilaya timur Indonesia, Zulkifli meyakini ongkos kirimnya akan jadi lebih mahal hingga akhirnya bisa menghambat peredarannya di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas