BKPM: Realisasi Investasi Semester I 2024 Sebesar Rp829,9 Triliun
Menteri Investasi Rosan Roeslani mengatakan, realisasi investasi semester I setara 50,3 persen dari target Presiden senilai Rp 1.650 triliun.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Magang, Ameyliarti Bunga Lestari.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan capaian investasi semester I 2024 sebesar Rp 829,9 triliun atau setara 67,0 persen dari target Renstra Rp 1.239,3 triliun.
Menteri Investasi Rosan Roeslani mengatakan, realisasi investasi semester I setara 50,3 persen dari target Presiden senilai Rp 1.650 triliun.
"Hingga semester pertama 2024 telah tercapai realisasi investasi sebesar Rp 829,9 triliun," kata Rosan dalam Raker bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (3/9/2024).
Baca juga: RI-Afrika Perkokoh Kemitraan Strategis, Menteri Investasi: Dorong Pengembangan Human Capital
Rosan mengungkapkan, realisasi investasi untuk sektor penanaman modal asing (PMA) semester I ini mencapai Rp 421,7 triliun atau naik 16,1 persen secara tahunan atau year on year. Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 408,2 triliun atau naik 29,4 persen secara tahunan.
“Penanaman modal asing mencapai 50,8 persen, sementara penanaman modal dalam negeri sebesar 49,2 persen. Ini adalah tanda yang positif bahwa investasi domestik juga terus meningkat,” jelas Rosan.
Selain itu, realisasi investasi di pulau Jawa mencapai Rp 413,7 triliun atau setara 49,8 persen dari total investasi semester I. Jumlah ini naik 27,8 persen secara tahunan. Sedangkan investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 416,2 triliun atau setara 50,2 persen.
“Ini menunjukkan bahwa pemerataan investasi di Indonesia semakin baik, dengan wilayah luar Jawa juga mendapatkan perhatian yang signifikan dari para investor,” kata Rosan.
Selain itu, capaian investasi ini juga membawa dampak positif pada penyerapan tenaga kerja. Hingga semester pertama 2024, realisasi investasi telah berhasil menciptakan lapangan kerja bagi 1.225.042 orang.
“Penyerapan tenaga kerja ini adalah salah satu indikator penting yang menunjukkan bahwa investasi yang masuk tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja,” ungkap Rosan.