Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Intip Terowongan Silaturahmi Penghubung Istiqlal-Katedral yang Dikunjungi Paus Fransiskus

Luas terowongan area tunnel seluas 136 meter persegi, lalu total luas shelter dan tunnel mencapai 226 meter persegi.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Intip Terowongan Silaturahmi Penghubung Istiqlal-Katedral yang Dikunjungi Paus Fransiskus
HO
Kolase foto: Tangga dan terowongan silaturahmi penghubung Masjid Istiqlal-Gereja Ketedral. 

Ermy menambahkan, sungai yang membelah Masjid Istiqlal turut diperbarui, sehingga lebih rapi.

Selain itu, tak hanya memaksimalkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, tapi juga memperhatikan aspek arsitektur, seni, serta estetika.

“Maka meski setelah direnovasi bangunan masjid tampak seperti baru, namun kaidah-kaidah cagar budaya bangunan masjid tetap terlihat. Waskita Karya berkomitmen memberikan hasil terbaik dalam setiap pengerjaan proyek, termasuk renovasi Istiqlal ini,” katanya.

Renovasi tersebut merupakan yang pertama dilakukan sejak 42 tahun lalu.

Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp511 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Masjid Istiqlal diharapkan dapat menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia. Kedatangan Paus Fransiskus ke Istiqlal pun mempertegas status Istiqlal sebagai simbol masjid di Tanah Air,” tutur Ermy.

Didampingi Imam Besar Masjid Istiqlal

Saat mengunjungi terowongan silaturahmi, Paus Fransiskus didampingi Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar dan Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo.

Berita Rekomendasi

Paus Fransiskus mengatakan Terowongan Silaturahim menjadi simbol dialog antar umat beragama.

"Saudara-saudari yang terkasih, Saya mengucapkan selamat kepada Anda sekalian karena tujuan terowongan silaturahmi ialah untuk menjadi tempat dialog dan perjumpaan," ujar Paus.

Dirinya mengatakan, saat menyebut sebuah terowongan, orang pasti membayangkan tentang tempat yang gelap.

Namun, melalui Terowongan Silaturahim, umat beragama yang berbeda mampu melewati gelap untuk menuju terang.

"Ketika kita berpikir tentang sebuah terowongan, dengan mudah kita membayangkan lorong yang gelap dan terutama ketika kita sendirian," tutur Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar meninjau Terowongan Silaturahim di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024)
Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar meninjau Terowongan Silaturahim di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024) (Tribunnews.com/fahdi fahlevi)

"Kita kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda-beda, memiliki sebuah tugas yang dilakukan membantu semua orang untuk melewati terowongan dengan pandangan yang diarahkan menuju terang," tambah Paus Fransiskus.

Dirinya mengatakan di akhir perjalanan umat beragama akan mampu mengenal dalam diri masing-masing dan hidup berdampingan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas