RI Bidik Pendapatan Per Kapita 30 Ribu Dolar AS Pada 2045, Produktivitas UMKM Bakal Digenjot
Pada 2045 mendatang, Indonesia menargetkan pendapatan per kapita bisa mencapai 30 ribu dolar Amerika Serikat (AS).
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada 2045 mendatang, Indonesia menargetkan pendapatan per kapita bisa mencapai 30 ribu dolar Amerika Serikat (AS).
Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia masih sebesar 4.500 dolar AS.
Kementerian Koperasi dan UKM pun akan menggenjot produktivitas UMKM sebagai modal bagi Indonesia menjadi negara maju pada 2045.
Baca juga: Berkontribusi 61 Persen pada Perekonomian RI, Pertumbuhan Sektor Ritel dan UMKM Terus Didorong
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, ada lima fondasi yang sedang disiapkan untuk menuju transformasi UMKM yang lebih bernilai tambah dan berproduktivitas tinggi.
Fondasi pertama adalah peningkatan rasio kewirausahaan nasional secara terencana melalui inisiasi Entrepeneur Hub.
“Kami menargetkan pertumbuhan entrepreneur baru, ingin tumbuh dengan ekonomi baru dan produk baru, menciptakan kue ekonomi yang lebih besar agar UMKM naik kelas,” kata Teten dalam acara Puncak Hari UMKM Nasional 2024 di Palembang, dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu (7/9/2024).
Fondasi kedua, penguatan skala Usaha Mikro-Kecil melalui korporatisasi petani dan nelayan berbasis koperasi.
Contohnya seperti Minyak Makan Merah per 1.000 hektare (ha) lahan perkebunan sawit rakyat dan SOLUSI (Solar Untuk Koperasi Nelayan).
Dari situ, UMKM disebut bisa menjadi bagian dari program hilirisasi dan industrialisasi.
Fondasi ketiga adalah penguatan inovasi dan teknologi dalam skema rantai pasok industri melalui Rumah Produksi Bersama yang dikelola oleh koperasi.
Baca juga: Berkontribusi 61 Persen pada Perekonomian RI, Pertumbuhan Sektor Ritel dan UMKM Terus Didorong
“Kami harapkan fondasi ketiga ini mendorong terciptanya industrialisasi berbagai sektor UMKM yang tak lama lagi kita wujudkan,” ujar Teten.
Fondasi keempat, meningkatkan kualitas dan daya saing produk Usaha Mikro Kecil melalui Layanan Rumah Kemasan.
Fondasi kelima adalah inovasi pembiayaan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) Kluster, Credit Scoring, dan Pembiayaan Koperasi sektor rill melalui LPDB-KUMKM.
Teten berujar, pemerintah menargetkan 30 persen kredit perbankan bagi UMKM, di mana hari ini baru sekitar 20 persen. Berbagai inisiatif pun sedang diusahakan.
"Salah satunya KUR dengan Innovative Credit Scoring (ICS) dan mencari pembiyaan alternatif Security Crowdfunding (SC) venture capital serta pembiayaan oleh LPDB-KUMKM terutama bagi koperasi sektor produksi,” ucap Teten.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia