Hilirisasi Kratom, Menteri Teten Ungkap RI Bisa Untung Rp 90 Juta Per Kg
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap potensi nilai dari hilirisasi kratom bisa mencapai Rp 90 juta per kilogram (kg).
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
"Teknologi ekstraksi gampang, enggak sulit, enggak (mahal). Itu paling (harganya) Rp 3,5 miliar alatnya. Kalau green powder hanya tepung, murah itu," ucap Teten.
Sebelumnya, ketika berkunjung ke Kalimantan Timur pada Jumat (13/9/2024), Teten mengungkap bahwa proses produksi kratom bisa dilakukan oleh koperasi.
Kratom merupakan tanaman endemik Asia Tenggara yang sejak lama daunnya dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat sebagai tumbuhan herbal dan memiliki nilai ekonomi yang cukup besar.
Ketika mengunjungi Sentra Produksi Kratom milik Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) cabang Kalimantan Timur, di Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Teten mengatakan Kratom sangat layak untuk dikembangkan sebagai peningkatan ekonomi Kalimantan.
Teten optimistis hilirisasi produk kratom dapat dilakukan apalagi Koperasi Koprabuh sudah melakukan riset yang cukup mendalam.
Ke depannya, ia berharap kratom harus dapat produk yang memiliki nilai tambah dan nilai ekonomi lebih.
"Ini bisa menjadi produk unggulan dari Kalimantan," kata Teten dalam keterangan tertulis.
Bahkan, dengan pengembangan bahan baku lokal yang melibatkan banyak orang, hal ini dinilai bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Komoditas kratom disebut memiliki potensi sangat tinggi bagi peningkatan kesejahteraan petani, pendapatan daerah, dan pendapatan nasional.
Oleh karena itu, perlu ada regulasi tata kelola kratom yang melindungi kepentingan petani dari tengkulak maupun eksportir nakal.
Dalam hal ini, Teten mewanti-wanti agar ekosistem perdagangan dan investasi harus tepat dan terjaga baik.
"Kalau tidak, nilai ekonomi dari kratom bisa diambil pihak lain," ucap Teten.