Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Di Hadapan Para Pengusaha Global, Anindya Bakrie Ditanya Proyeksi Kebijakan Ekonomi Prabowo-Gibran

Anindya menyebut hal baik mengenai pemerintahan Prabowo ke depan dalah merupakan kesinambungan dari Presiden Joko Widodo.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Di Hadapan Para Pengusaha Global, Anindya Bakrie Ditanya Proyeksi Kebijakan Ekonomi Prabowo-Gibran
HO
Anindya Bakrie (kedua kanan) menjadi pembicara pada Milken Asia Summit di Hotel Four Seasons, Singapura. 

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Untuk keenam kalinya sejak tahun 2019, Anindya Bakrie kembali memenuhi undangan dari Milken Institute membawa misi bisnis dan investasi di Indonesia dalam Milken Asia Summit di Hotel Four Seasons, Singapura. 

Milken Institute Asia Summit dikenal sebagai wadah strategis bagi para pemimpin pemerintahan, pengusaha, filantropis, dan pakar ekonomi global bertukar ide dan inovasi yang dapat menggerakkan perekonomian di kawasan Asia.  

Dalam undangan kali ini, Anindya Bakrie hadir sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sekaligus sebagai CEO Bakrie & Brothers dan Presiden Komisaris VKTR. 

Pada Rabu (18/9/2024) kemarin, Anindya diundang dalam diskusi Sesi Publik bertema "Mendorong Transisi Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan".

Baca juga: DPR Sahkan Undang-Undang APBN 2025, Pemerintahan Prabowo-Gibran Dapat Anggaran Berapa?

Selain Anindya, turut hadir sebagai narasumber Menteri Sumber Daya Alam dan Keberlanjutan Lingkungan Malaysia Nik Nasmi Nik Ahmad, Presiden Boeing Asia Tenggara Penny Burtt dan CEO Alat, Amit Mudha.

Diskusi ini dimoderatori oleh Meghan Morris, Deputi Kepala Biro dari media Business Insider. 

Dalam diskusi tersebut, Anindya menjelaskan semakin banyaknya dunia usaha yang beralih ke green-shoring yang berbasis pada prioritas tanggung jawab terhadap lingkungan.

Berita Rekomendasi

Dalam hal ini Grup Bakrie menyadari perlunya memindahkan produksi ke daerah yang memprioritaskan tanggung jawab lingkungan yang juga membuka peluang investasi besar terutama di Indonesia. 

Anindya menambahkan Indonesia memimpin dengan potensi energi terbarukan dari biofuel, solar, dan geothermal dan menargetkan untuk memproduksi 23 persen energinya dari sumber terbarukan pada tahun 2025, demi mendukung strategi net-zero jangka Panjang.

Anindya juga berpendapat di antara tantangan beralih ke green-shoring adalah memerlukan investasi signifikan dalam infrastruktur, teknologi hijau, dan kepatuhan ESG (Environmental, Social, and Governance), dengan pengembalian funding yang mungkin tertunda.

Selain menjadi narasumber dalam diskusi tersebut, Anindya juga berkesempatan menjadi narasumber dalam siaran langsung program Street Signs televisi CNBC Asia.

Ini adalah menjadi wawancara pertama dengan media internasional Anindya Bakrie sejak didapuk menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia pekan lalu. 

Dalam wawancara tersebut, Anindya menjelaskan  penunjukannya sebagai Ketua Umum Kadin pekan lalu menjadi momen yang tepat sebelum pelantikan pemerintahan baru Prabowo – Gibran.

 Anindya memprioritas tiga program utama dalam kepemimpinannya di Kadin.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas