Neraca Perdagangan RI Surplus 52 Bulan Berturut-turut, Anak Buah Zulhas Titip Ini ke Prabowo
Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 memperpanjang tren surplus RI selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan, yang dipimpin Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkap pada Agustus 2024 neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus sebesar 2,90 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Hal itu diungkap oleh Staf Khusus (Stafsus) Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Hasibuan yang merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS).
Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 memperpanjang tren surplus RI selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Baca juga: Bakal Melantai di BEI, Perusahaan Sektor Perdagangan Pakan Pembenihan Bidik Dana IPO Rp82,28 Miliar
"Ini merupakan fondasi, kabar baik, bagi masa transisi ini dari pemerintahan Jokowi ke pemerintahan Prabowo," kata Bara dalam konferensi pers di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).
Menurut dia, neraca perdagangan yang surplus ini merupakan fondasi kuat bagi pemerintah mendatang yang akan dipimpin Presiden Terpilih RI 2024-2029 Prabowo Subianto.
"Ini merupakan dasar yang sangat kuat bagi nanti dimulainya pemerintahan Prabowo," ujar Bara.
Dengan neraca perdagangan yang disebut kuat, ia mengatakan tugas Pemerintahan Prabowo tinggal meningkatkan saja.
Ia berpesan agar Pemerintahan Prabowo bisa terus mencari pasar-pasar baru yang bersifat non-tradisional agar bisa meningkatkan angka ekspor Indonesia.
"Dasar dari neraca perdagangan yang sudah kuat, surplus, nanti Pemerintahan Prabowo tinggal meningkatkan saja, meningkatkan ekspor, kemudian mencari pasar-pasar baru," ucap Bara.
Sebagai tambahan informasi, surplus Agustus 2024 sebesar 2,90 miliar dolar AS didorong surplus nonmigas sebesar 4,34 miliar dolar AS dan defisit migas sebesar 1,44 miliar dolar AS.
Baca juga: Unsoed Perketat Keamanan Buntut Jaringan Pelaku Perdagangan Orang Menyusup Masuk Kampus
Sementara itu secara akumulasi, pada periode Januari—Agustus 2024 Indonesia mencatatkan surplus sebesar 18,85 miliar dolar AS.
Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar 32,54 miliar dolar AS dan defisit migas sebesar 13,69 miliar dolar AS.
AS, India, dan Filipina masih menjadi penyumbang surplus perdagangan terbesar selama Agustus 2024 dengan total sebesar 3,42 miliar dolar AS.
Negara yang menjadi penyebab defisit perdagangan nonmigas pada Agustus 2024 adalah Tiongkok, Singapura, dan Australia dengan total defisit 2,59 miliar dolar AS.