Presiden Jokowi Ngaku Upaya Indonesia Melakukan Hilirisasi Kerap Diganggu Negara Maju
Negara maju sibuk dengan gopolitik maka hal ini menjadi kesempatan RI untuk membangun industri dengan membangun smelter bahan mentah.
Penulis: Reza Deni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan soal pembangunan smelter bahan baku di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dia mengatakan bahwa ini merupakan babak baru Indonesia memasuki industrialisasi.
Jokowi bercerita bagaimana Indonesia sudah lebih dari 400 tahun mengekspor bahan-bahan mentah.
Baca juga: Wamen BUMN Sebut MIND ID Jadi Arsitektur Hilirisasi Mineral Indonesia
"Sejak zaman VOC, kita ekspor bahan-bahan mentah kita yang dulu banyak adalah rempah-rempah, dan negara yang mengimpor bahan-bahan mentah kita semuanya menjadi negara maju," kata Jokowi saat peresmian di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/9/2034).
Jokowi mengatakan jika itu terus dilakukan, maka Indonesia tak bisa menjadi negara maju.
"Kita yang memiliki sumber daya alam, ekspor hanya bahan mentah tidak bisa berkembang menjadi negara maju, dan negara-negara maju betul-betul sudah kecanduan terhadap impor bahan-bahan mentah kita," lanjutnya.
Menurutnya, langkah Indonesia yang melakukan hilirasasi sempat ada gangguan.
Ada beberapa pihak yang tidak rela langkah ini dilakukan Indonesia, misalnya negara maju.
"Untungnya ada geopolitik global. Ada Covid, ada resesi ekonomi, sehingga negara-negara maju sibuk dengan masalah-masalah yang mereka miliki, sibuk dengan problem-problem menyelesaikan problem-problem yang mereka miliki, dan melupakan kita," ujarnya.
Jokowi mengatakan hal itulah menjadi kesempatan RI untuk membangun industri dengan membangun smelter bahan mentah.
"Meskipun saat kita 4 tahun yang lalu kita setop nikel, Uni Eropa membawa kita ke WTO. Tapi setelah itu nggak ada," kata dia.
"Bauksit kita setop nggak ada yang komplain nggak ada yang gugat. Tembaga kita setop juga nggak ada yang menggugat kita. Karena memang mereka sibuk dengan masalah-masalah mereka," ujarnya.