Rayakan 12 Tahun Kiprah di Bisnis Tambang, Merdeka Copper Siap Jadi Pemain Utama di Industri Mineral
12 tahun berkiprah di bisnis pertambangan, PT Merdeka Copper Gold Tbk merayakan HUT bertajuk "12 Tahun Menggali Potensi Membangun Negeri".
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) merayakan 12 tahun kiprahnya di industri tambang mineral di Tanah Air di 2024 ini.
Sejak pertama kali berdiri di 2012, bisnis tambang MDKA terus meluas, tidak hanya di bisnis tambang emas yang saat ini dijalankan di Banyuwangi, Jawa Timur, tapi juga meluas ke tambang tembaga hingga nikel.
Wilayah konsesi tambangnya pun kini menyebar ke berbagai wilayah di sejumlah provinsi. Selain di Banyuwangi, juga meluas ke Gorontalo hingga Wetar.
Direktur Utama MDKA, Albert Saputro dalam perbincangan dengan Tribunnews pada Selasa (17/9/2024) mengatakan, perusahaannya semakin mantap menjejakkan kaki di bisnis tambang mineral Tanah Air.
"Cita-cita kita, nomor satu, kita ingin jadi partner of choice. Jadi siapa pun yang datang ke Indonesia, kita benar-benar menjadi perusahaan lokal yang orang akan pilih sebagai partner," ungkap Albert.
"Yang kedua, kita ingin menjadi perusahaan lokal Indonesia yang bisa menjadi leader di pertambangan. Knowledge base kita akan semakin berkembang sehingga untuk mengembangkan proyek-proyek tambang selanjutnya ke depan, kita bisa kerjakan," bebernya.
Albert menuturkan, perayaan 12 tahun kiprah MDKA di bisnis pertambangan di 2024 ini dirayakan dengan mengangkat tema yang sangat menantang, yakni "12 Tahun Menggali Potensi Membangun Negeri."
"Tema ini diangkat karena selama 12 tahun ini perusahan terus bertumbuh beriringan dengan potensi sumber daya mineral yang sangat penting buat Indonesia."
"Pertama kali berdiri di 2012 kita memulai dengan tambang emas saja dan mulai produksi pertama di 2016, lalu kita masuk ke tambang tembaga dan di 2022 lalu kita mulai di tambang nikel," sebut Albert.
Tahun ini, MDKA sudah menetapkan sejumlah target pencapaian. "Target kita tahun ini adalah mengeksekusi proyek-proyek yang harus diselesaikan. Ada dua proyek besar yang memang harus segera kita selesaikan dan mulai commissioning," sebut Albert.
Pertama, proyek Acid Iron Metals project di Morowali. "Proyek ini sudah running tapi masih proses commissioning sisa-sisa pabriknya," ungkapnya.
Yang kedua adalah proyek HPAL yang dibangun MDKA bersama dengan perusahaan partner, GEM, dan akan diselesaikan di akhir tahun 2024. Proyek tersebut akan memiliki kapasitas total 30 ribu ton mHP.
"Tahun ini kita akan selesaikan 20 ribu ton dan tahun depan ada additional 10 ribu ton," kata Albert Saputro.
Di sisi lain, MDKA juga sudah memulai konstruksi tambang emas di Pani, Gorontalo, yang diharapkan selesai di akhir 2024 ini.
Jadi perusahaan tambang yang peduli pada keberlanjutan
Albert Saputro menekankan, agar bisnis tambang yang digeluti MDK tetap sustain, perusahaan selalu mengedepankan prinsip bagaimana caranya agar terus menjadi perusahaan yang memiliki kepedulian pada keberlanjutan, sosial dan lingkungan.
"Bisnis tambang ini tidak boleh hanya memberi keuntungan kepada shareholder (pemegang saham) dan orang-orang yang bekerja di dalamnya. Artinya, yang mendapatkan benefit dari usaha tambang tidak boleh hanya satu pihak saja. Usaha tambang juga harus memberikan benefit kepada orang-orang yang hidup di sekitarnya," kata Albert.
Karena, itu MDKA selalu menjaga komitmen kuat ke masyarakat. "Itu yang selalu kita junjung tinggi, seperti untuk rekrutmen karyawan, 70 persen karyawan kita di ring I dan ring II adalah masyarakat lokal untuk di site."
"Vendor-vendor yang kita gunakan pun, kita encourage untuk memberdayakan masyarakat lokal seperti untuk pembelian barang dan sebagainya. Itu sebisa mungkin kita arahkan bisa melibatkan masyarakat lokal," imbuhnya.
Pihaknya juga menjalankan pogram pengembangan dan pemberdayaan masyarakat misalnya melalui program pendidikan untuk masyarakat sekitar tambang.
"Itu yang kita lakukan dan yang harus kita selalu pastikan. Tujuannya, agar ketika tambang ini sudah selesai (beroperasi), keberlangsungan masyarakat itu tetap harus ada. Itu inti dari spirit PPM kita," tegasnya.
"Prinsip kita, masyarakat itu bagian penting dari pengelolaan tambang dan masyarakat itu sudah ada jauh sebelum tambang kita beroperasi. Ada culture, budaya masyarakat lokal, yang harus kita hormati," kata Albert Saputro.
Dari sisi operasional, MDKA terus menjalankan beberapa proyek ekspansi. Perusahaan juga turut ambil bagian dalam program hilirisasi yang dijalankan Pemerintah melalui memberdayakan cadangan nikel yang dimiliki dan dikerjasamakan dengan perusahaan joint venture partner.
"Gorontalo akan menjadi salah satu tambang open pit terbesar di Indonesia. Itu fokus kita. Berkutnya, untuk proyek tambang tembaga Tujuh Bukit, kita sedang lakukan full feasibility study-nya."
Ke depan, MDKA juga akan mengembangkan tambang tembaga underground di Banyuwangi dan diproyeksikan akan menjadi salah satu tambang tembaga terbesar.
"Lokasinya berada di bawah tambang open pit kita dan sekarang sedang kita selesaikan studi kelayakannya yang akan kita targetkan mulai produksi di akhir 2027."
"Untuk tambang open pit kita terus melakukan drilling untuk memperpanjang usia tambang di Banyuwangi dan tambang underground akan jadi cadangan kita ke depannya," ungkap Albert Saputro.
Komitmen kuat pada sustainability dan dekarbonisasi
Untuk merespon isu sustainability, MDKA saat ini sudah mendapatkan rating A dari MSCI untuk ESG. Albert mengatakan, MDKA berupaya mengaplikasikan proses dan standar yang saat ini berlaku di MDKA, ke anak perusahaan MDKA.
Tujuannya, agar anak perusahaan MDKA memiliki ESG rating yang sama atau lebih baik dari rating ESG yang dimiliki MDKA sebagai perusahaan induk. "Jadi semangat keberlanjutan itu terus kita jalankan," sebutnya.
"Buat kita isu sustainability ini isu penting yang kita terus fokuskan. Kita ada Sustainability Committee di dalam perusahaan untuk memastikan bahwa hal-hal ini terus kita address," papar Albert.
Di program dekarbonisasi, MDKA sudah menandatangani renewable certificate dengan PLN untuk mendukung aspek operasional perusahaan di daerah di mana PLN punya akses ke renewable energy.
"Jadi kita beli renewable energy certificate itu dari PLN sehingga energi yang kita pakai itu 100 persen bersumber dari renewable energy. Seperti untuk proyek tambang kita di Banyuwangi, itu sudah 100 persen menggunakan renewable energy dari PLN," ungkap Albert Saputro.
Untuk proyek tambang MDKA di Gorontalo, perusahaan juga akan menggunakan sumber energi dari renewable energy. "Untuk area-area yang belum ada jaringan PLN-nya kita coba menggunakan beberapa alternatif seperti solar cell dan lain-lain untuk memastikan dekarbonisasi," kata Albert.
Di sisi lain, masih terkait dengan isu sustainability, perusahaan terus melanjutkan kegiatan reklamasi lahan, selain juga kegiatan pemberdayaan masyarakat. "Sustainability buat kita merupakan key item dan akan kita terus fokuskan," ujarnya.