Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Presiden Jokowi dan Anak Buahnya Kompak Tak Terima Bank Dunia Sebut Beras RI Termahal di ASEAN

Bank Dunia menyebut di saat harga beras di Indonesia menjadi yang termahal, petani di RI justru memiliki pendapatan yang rendah. 

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Presiden Jokowi dan Anak Buahnya Kompak Tak Terima Bank Dunia Sebut Beras RI Termahal di ASEAN
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Bank Dunia mengungkapkan harga beras di Indonesia lebih tinggi 20 persen dibanding harga beras di pasar global. Bahkan harga beras Indonesia tertinggi di ASEAN. Presiden Jokowi meminta bahwa perbandingan harga beras harus dilihat di tingkat konsumen. 

Pada 2022 penyerapan beras dalam negeri mencapai 994 ribu ton. Lalu tahun selanjutnya sebesar 1 juta ton.

"Nah di tahun ini sampai minggu ketiga September sudah 908 ribu ton, sehingga kita bisa optimis di akhir 2024 nanti penyerapan Bulog bisa terus meningkat," kata Arief.

Arief mengklaim serangkaian upaya yang dilakukan pemerintah memberi dampak eskalasi terhadap pendapatan petani.

Merujuk publikasi terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) ‘Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2023 Tahap II’, Arief menyebut rata-rata pendapatan usaha pertanian perorangan di Indonesia adalah Rp 66,82 juta per tahun.

Sementara jika menurut Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) tahun 2021, rata-rata unit usaha pertanian perorangan memperoleh pendapatan sebesar Rp 15,41 juta dalam setahun.

Dari situ dapat diartikan, kata Arief, rata-rata pendapatan usaha pertanian perorangan telah mengalami peningkatan sampai lebih dari empat kali lipat.

Ia kemudian menyebutkan laporan BPS pada 2023 yang menunjukkan sebanyak 68,10 persen usaha pertanian di Indonesia termasuk dalam kategori petani skala kecil.

BERITA REKOMENDASI

Dari kategori itu, secara nasional di 2023, petani skala kecil di Indonesia disebut mampu memperoleh pendapatan sebesar 8,50 dolar AS PPP (Purchasing Power Parities).

1 dolar AS PPP sama dengan Rp 5.239,05, sehingga menjadi setara dengan Rp 44.507 per hari kerja.

Lalu, pada 2023, petani yang tidak termasuk kategori petani skala kecil dilaporkan mampu memperoleh pendapatan sebesar 368,34 dolar AS PPP atau setara dengan Rp 1.929.764 per hari kerja.

Itu dinilai naik signifikan karena pada 2021, menurut hasil SITASI, petani kategori tersebut kala itu hanya mampu menghasilkan pendapatan sebesar 106,54 dolar AS PPP atau setara dengan Rp 506.983 per hari kerja.

"Kami di Badan Pangan Nasional bersyukur pendapatan sedulur petani masih terjaga baik dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun," ucap Arief.

"Ini turut menandakan ekosistem pangan yang dibangun mulai dari hulu sampai hilir, berjalan cukup baik," pungkasnya

Kata Bank Dunia

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas