Atasi Oversupply Ayam, Pakar IPB: Peternak Bentuk Asosiasi, Pemerintah Bantu Promosi
Trioso menilai program presiden terpilih RI, Prabowo Subianto yakni, makan bergizi gratis (MBG) pada Januari 2025 nanti bisa membawa angin segar untuk
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), Trioso Purnawarman, mendorong peternak ayam mandiri untuk menjadi peternak mitra atau pun membentuk asosiasi.
Hal itu guna mewujudkan stabilitas harga dan rantai pasok unggas yang adil dan berkelanjutan.
Kelebihan stok atau surplus menyebabkan harga pembelian ayam ras hidup di peternak menurun dan merugi.
Menurutnya, supply yang berlebih adalah suatu angerah.
Pasalnya, menjadi keberhasilan kementerian teknis yang memproduksi pangan asal hewan.
"Persoalannya tidak semua pelaku usaha itu termasuk asosiasi berusaha untuk mempromosikan atau membuat demand. Karena promosi itu penting. Sehingga di tingkat masyarakat dan organisasi, termasuk juga apabila presiden ada suatu aktivitas makan banyak ayam dan telur akan meningkatkan demand," kata Trioso.
Pernyataan itu disampaikan dalam kegiatan Focus Group Disscusion (FGD) "Kolaborasi Antar-Kelembagaan untuk Mewujudkan Stabilitas Harga dan Rantai Ungas yang Adil dan Berkelanjutan" di Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/10/2024).
Baca juga: Presiden Jokowi Telah Resmikan Bendungan Temef, Waskita Ungkap Bisa Aliri Lahan Seluas 4.500 Hektare
Trioso menilai program presiden terpilih RI, Prabowo Subianto yakni, makan bergizi gratis (MBG) pada Januari 2025 nanti bisa membawa angin segar untuk para peternak ayam mandiri.
Kendati demikian, hal tersebut tidak terlalu signifikan untuk menyerap ayam livebird (ayam hidup) dari peternak mandiri. Pasalnya, program tersebut dilakukan secara bertahap.
"Cuma persoalannya tidak segitu cepat dilakukan karena efektivitas program ini baru Januari 2025 dan itu baru terserap 20 juta warga, tahun 2026, 65 juta dan pada 2027 82,9 juta sehingga tidak cepat meningkatkan demand mungkin tidak terlalu signifikan untuk menaikkan (demand)," ujarnya dalam dalam diskusi yang diiniasi Forum Broiler Indonesia (FBI) itu.
Maka dari itu perlu program yang cepat dan terstruktur serta promosi baik dari pemerintah pusat dan daerah
Kemudian untuk mewujudkan rantai pasok unggas yang adil dan berkeadilan, Trioso yang masuk dalam Tim Percepatan Penyediaan daging, susu dan telur ini menyarankan peternak mandiri untuk membentuk asosiasi bergabung dengan rumah potong hewan unggas dan pabrik pangan.
Baca juga: Mentan Klaim RI Sudah Swasembada Pangan Unggas dan Telur, Berikutnya Swasembada Beras
Menurutnya, peternak saat ini tidak bisa berdikari untuk bersaing dengan pengusaha integrator.
Dikatakannya, sudah ada peraturan, yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal, bahwa pelaku usaha budidaya ayam dengan pola kemitraan.