Pelabuhan Patimban Diklaim Bisa Atasi Macet Jakarta
Mulai beroperasi sejak 2021, Pelabuhan Internasional Patimban telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kekuatan ekonomi nasional.
Penulis: willy Widianto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan penurunan biaya logistik nasional menjadi 8 persen pada tahun 2045 dari saat ini sebesar 14,29 persen.
Upaya tersebut dilakukan melalui penguatan penataan logistik nasional diperkuat dengan adanya Instruksi Presiden RI (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang kebijakan implementasi National Logistic Ecosystem (NLE).
Salah satu proyek yang mendukung NLE adalah pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat.
Mulai beroperasi sejak 2021, Pelabuhan Internasional Patimban telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kekuatan ekonomi nasional dengan menghubungkan Kawasan Industri yang mencakup berbagai wilayah strategis seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan pasar internasional.
Setelah infrastruktur Patimban Phase 1 (paket 1-4) rampung, kini tahap konstruksi memasuki Phase 2 yaitu pekerjaan Paket 5 yang sudah mulai berjalan. Paket 5 dengan nilai total proyek sebesar Rp3,7 triliun ini ditargetkan selesai pada November 2025.
Lebih spesifik Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat itu menjelaskan bahwa Pelabuhan Patimban memberikan dampak signifikan pada Kawasan Metropolitan Rebana yang meliputi tujuh Kabupaten/Kota yaitu Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Kuningan, dan Kota Cirebon.
Kawasan Rebana diestimasikan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian mencapai 7,16 persen, membuka peluang terciptanya 4,39 juta lapangan pekerjaan, serta peningkatan investasi sebesar 7,77 persen.
“Jadi harapannya, koridor utara Jawa akan lebih efisien dengan adanya Pelabuhan ini, sekaligus membantu traffic di Jakarta tidak terlalu macet," kata Airlangga beberapa waktu lalu.
Dibangun atas tujuan utama meringankan biaya logistik dengan mendekatkan jarak pelabuhan dari kawasan industri dan meningkatkan konektivitas perdagangan, pelabuhan Patimban ini tidak hanya menjadi jantung ekonomi lokal, tetapi juga menjanjikan dampak yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Pembangunan pelabuhan yang berkonsep sustainable, green, smart dan integrated international port, saat ini memasuki tahap 1-2.
Pembangunan ini akan memberikan tambahan dermaga kontainer dengan panjang 419 meter, reklamasi untuk pembangunan terminal Kontainer seluas 27 hektar, serta pengerukan alur pelayaran dan kolam pelabuhan hingga kedalaman 14 meter.
Baca juga: Kemenhub Ajak Pengusaha Buka Bisnis Baru di Pelabuhan Patimban
Sehingga setelah Paket 5 ini selesai, total panjang dermaga kontainer akan mencapai 840 meter, dengan luas area container terminal mencapai 40 hektar, dan alur pelayaran mencapai kedalaman 14 meter.
Kapasitas terminal peti kemas juga bertambah menjadi total 2 juta TEUS dan alur pelayaran dapat dilalui kapal-kapal peti kemas raksasa dengan ukuran 61.000 DWT yang dapat mengangkut hingga 4.600 TEUs.
Kontraktor yang melaksanakan pembangunan Pelabuhan Patimban adalah konsorsium Toa Corporation, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Wakachiku Construction, Hutama Karya, dan PT Brantas Abipraya (Persero) atau konsorsium TWWHA JO yang antara lain beranggotakan PT.Anugerah Samudera Madanindo (ASM) sebagai kontraktor yang telah berpengalaman dalam Marine Construction & Dredging.
Walaupun ada beberapa tantangan di lapangan, salah satunya kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi bahkan terkadang hujan dan badai, namun kontraktor pelaksana berkomitmen untuk senantiasa bekerja sebaik mungkin untuk dapat memenuhi target penyelesaian pembangunan yaitu tanggal 4 November 2025.
Direktur Utama PT.Anugerah Samudera Madanindo (ASM), Faris Muhammad Abdurrahim juga mengatakan bahwa sebagai kontraktor pelaksana keselamatan kerja adalah hal penting yang wajib dijaga, sehingga K3 dijadikan budaya kerja, terbukti dengan diperolehnya Zero Lost Time Injury (LTI) selama 1,4 juta jam kerja oleh Perusahaan tersebut.
Pelabuhan Patimban ini akan menjadi angin segar bagi para pelaku industri khususnya yang selama ini bertumpu pada Pelabuhan Tanjung Priok untuk memiliki pilihan lain dalam pengiriman barang.
Pelabuhan Patimban akan menjadi salah satu Hub Logistik dan pelabuhan singgah Tol laut Trayek T-3, serta mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta.
Proyek Pelabuhan Patimban ini sangat strategis, sehingga Kontraktor Pelaksana berjuang segenap sumber daya untuk mengkontribusikan seluruh kinerja, kompetensi terbaik dari putra bangsa Indonesia sebagai salah satu dukungan kemajuan perekonomian Indonesia.