Luhut Sebut Rumput Laut Lebih Baik dari Nikel: Bisa Jadi Pupuk dan Plastik
Rumput laut bisa berfungsi sebagai carbon sink, pupuk, plastik, dan makanan, sehingga jadi komoditas yang sangat fleksibel dan berkelanjutan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap potensi besar dari rumput laut sebagai komoditas masa depan Indonesia, bahkan lebih baik dibandingkan nikel.
Luhut menilai rumput laut tidak hanya berkontribusi pada perekonomian negara, tetapi juga berperan dalam menangani perubahan iklim.
Menurut Luhut, Indonesia telah membangun ekosistem yang baik dalam industri nikel.
"Kita sekarang punya nickel ore, nickel ore ini sudah hampir ekosistemnya semua jadi. Kemarin saya resmikan terakhir Katoda di Batang. Itu tertunda-tunda karena dari pejabat kita juga macam-macam. Akhirnya oleh Menteri Investasi Pak Rosan dia kasih clear, langsung jadi," katanya dalam acara 15th Kompas 100 CEO Forum, dikutip dari Youtube Harian Kompas pada Sabtu (12/10/2024).
Baca juga: Hilirisasi Rumput Laut Sulit Dilakukan, Bahan Baku Banyak Diekspor ke China
Namun, dia memandang bahwa rumput laut memiliki keunggulan yang lebih signifikan.
Saat Indonesia ditunjuk sebagai pemimpin satuan tugas rumput laut dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations General Assembly/UNGA), ia berbicara dengan Presiden Bank Dunia Ajay Banga tentang potensi besar rumput laut.
"Nah sekarang kita punya rumput laut. Kemarin ada dari UNGA, rumput laut itu menjadi task force, Indonesia lead dari task force untuk rumput laut itu. Saya bilang sama si Ajay, 'Ajay, why don't you help us? Rumput laut itu konkret, much better dari nickel ore, Yang lebih bagus dari nickel ore.' Dia (rumput laut) juga menjadi bagian daripada climate change," ujar Luhut.
Ia menjelaskan bahwa rumput laut bisa berfungsi sebagai carbon sink, pupuk, plastik, dan makanan. Ini menjadikannya komoditas yang sangat fleksibel dan berkelanjutan.
Luhut mengatakan Indonesia sekarang sudah memiliki pusat penelitian rumput laut di Lombok dan mulai melakukan kerja sama.
Ia pun menyoroti pentingnya rumput laut bagi masyarakat pesisir, mengingat 62 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah pesisir.
Dia menegaskan bahwa pemerintah telah mencanangkan program penanaman 2,6 juta hektare rumput laut.
"Jadi kalau Anda sebagai pedagang lihat ini, pemerintah sudah mencanangkan 2,6 juta hektare, kita mau bikin tanam rumput laut. Nah kalau rumput laut ini terjadi, itu akan penghematan luar biasa, penciptaan lapangan kerja di garis pantai," ucap Luhut.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat mengurangi angka stunting dan kemiskinan di daerah pesisir.