4 Hari Jelang Presiden Jokowi Lengser, Harga Cabai Anjlok Akibat Hal Ini
Stok pangan yang melimpah di daerah sentra produsen dialihkan ke daerah yang mengalami defisit stok atau harga sedang meninggi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 4 hari jelang Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser pada 20 Oktober 2024, harga cabai di tingkat petani tengah mengalami penurunan.
Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harganya cabai sedang jatuh.
Harga rata-rata nasional cabai merah keriting sejak 1 Oktober 2024 turun 12,51 persen menjadi Rp 13.290 per kilogram.
Sementara itu, cabai rawit merah masih menunjukkan kenaikan, di mana per kilogramnya naik 4,63 persen menjadi Rp 32.760.
Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur (Jatim) pun mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait fluktuasi harga cabai di tingkat produsen.
Baca juga: Harga Cabai Merah Keriting di Tingkat Petani Terjun Bebas, Ini Penyebabnya
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa kondisi cabai nasional hari ini oversupply karena ada panen raya serentak seperti di Jawa Timur.
Bapanas pun telah menyiapkan skema mobilisasi pangan ke daerah-daerah yang masih memiliki harga cabai tinggi.
"Selain itu, kita juga akan dorong kepada kementerian lembaga agar para ASN-nya bantu serap dengan berbelanja cabai langsung dari produsen,” kata Arief dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (16/10/2024).
Saat ini, terdapat tiga daerah sentra cabai sedang panen raya yang totalnya bisa mencapai 200 ton per hari.
Ketiga daerah itu merupakan penyumbang pasokan cabai merah besar hingga 50 persen ke pasaran.
Tiga daerah ini adalah Banyuwangi yang kisaran panen cabainya dapat mencapai 100 ton per hari.
Lalu Jember dan Probolinggo yang masing-masing dapat menghasilkan cabai 50 ton per hari.
Adapun strategi mobilisasi stok pangan dilakukan Bapanas melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).