Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi Diyakini Dapat Menekan Impor Energi di Pemerintahan Prabowo
Pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga sangat penting untuk mengurangi ketergantungan impor.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemanfaatan gas bumi yang lebih besar diyakini dapat membantu pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memangkas impor energi.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebelumnya menegaskan pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga sangat penting untuk mengurangi ketergantungan impor.
Menurutnya, infrastruktur yang belum memadai menjadi tantangan utama dalam pemanfaatan gas bumi.
Peningkatan infrastruktur gas bumi ini juga sejalan dengan program swasembada energi dan ekonomi hijau, yang menjadi bagian dari Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran, menuju Visi Emas Indonesia 2045.
Baca juga: Pakar Nilai Tepat Rencana Prabowo Stop Impor BBM dan Alihkan Jadi Energi Terbarukan
Pakar Kebijakan Energi Iwa Garniwa menjelaskan, gas bumi adalah solusi terhadap masalah impor migas yang masih tinggi.
Indonesia memiliki potensi cadangan gas bumi yang besar, sehingga sangat penting untuk memaksimalkan pemanfaatannya.
"Pemerintah dan BUMN seperti Pertamina harus berperan aktif dalam peningkatan infrastruktur dan jaringan gas bumi. Jika blok-blok migas seperti Masela selesai, gas dan kondensat dari blok ini dapat memenuhi kebutuhan industri," ujar Iwa dikutip dari Kontan, Kamis (17/10/2024).
Selain sektor industri, pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga juga menjadi prioritas penting.
Hal ini dinilai dapat mengurangi ketergantungan impor LPG yang selama ini membebani subsidi pemerintah.
"Pemanfaatan gas bumi akan mengurangi impor LPG, yang masih mendominasi kebutuhan bahan bakar rumah tangga," ucap Iwa.
Ia menekankan pentingnya kebijakan pemerintah yang pro terhadap penggunaan gas alam untuk menghindari over supply gas.
Iwa juga menjelaskan pengembangan infrastruktur gas bumi akan membuka peluang penggunaan gas di sektor transportasi.
Menurutnya, mengonversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi (BBG) adalah langkah strategis untuk mengurangi impor BBM.
"Jika kita bisa mengonversi 250 ribu barel per hari dari BBM ke gas, maka kita bisa mengatasi persoalan energi," katanya.