Proyek Emas Pani, Masa Depan Cerah Tambang Grup Merdeka
Proyek Emas Pani saat ini tengah bersiap untuk melakukan commissioning yang ditargetkan bisa dimulai pada penghujung 2025, sehingga tambang Pani b
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX: MDKA) bakal menjadikan tambang emas Pani di Provinsi Gorontalo sebagai sumber pendapatan baru yang signifikan di masa depan. Hasil studi terakhir memperkirakan terdapat kandungan emas sebanyak 6,9 juta ounces dalam tambang tersebut, yang diperkirakan mampu menghasilkan pendapatan US$11,4 miliar bagi perseroan dalam 10 tahun ke depan.
Proyek emas Pani yang berlokasi di Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo, dikelola MDKA melalui beberapa entitas anak usahanya yang berbasis di Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Setelah melakukan pengeboran sejak 2022 untuk mengetahui cadangan ore di tambang tersebut dan melalui serangkaian Feasibility Study (FS), perseroan yakin Proyek Emas Pani berpotensi menjadi tambang emas primer terbesar di Indonesia Sebab didalamnya terkandung sumber daya mineral sebesar 303,1 juta ton ore yang mengandung 6,9 juta ounces emas.
“Proyek Emas Pani saat ini tengah bersiap untuk melakukan commissioning yang ditargetkan bisa dimulai pada penghujung 2025, sehingga tambang Pani bisa menghasilkan emas perdana di awal 2026,” ujar Tom Malik, Head Of Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold, Tbk
Baca juga: Rekomendasi Saham Hari Ini, ACES, MDKA dan BRIS Buy on Weakness
Modal Minimal Hasil Maksimal
MDKA sendiri telah menyiapkan investasi awal sebesar US$250 juta pada tahap pengembangan pertama tambang Pani. Suntikan modal yang terbilang rendah itu untuk membangun fasilitas produksi dengan pelindian atau Heap Leach (HL).
“Di tahap awal, kapasitas produksi tambang Pani setiap tahun diperkirakan mencapai 7 juta ton (Mtpa), yang dapat menghasilkan sekitar 140.000 ounces emas,” jelas Tom.
Selanjutnya di akhir 2028, MDKA berencana membangun pabrik pengolahan Carbon-in-Leach (CIL) berkapasitas 7Mtpa yang diperkirakan memakan biaya US$633 juta. Tiga tahun kemudian, investasi sebesar US$294 juta disiapkan untuk menambah kapasitas produksi sebesar 12Mtpa.
“Nantinya total produksi fasilitas Heap Leach dan Carbon-in Leach jadi sebesar 19Mtpa, atau setara dengan 450.000 - 500.000 ounces emas per tahun,” paparnya.
Berdasarkan hasil Feasibility Study (FS), Proyek Emas Pani akan menjadi salah satu sumber pendapatan signifikan bagi Merdeka pada masa mendatang, yaitu mencapai US$11,4 miliar, dengan EBITDA sebesar US$7,4 miliar selama 10 tahun pertama beroperasi. Nilai tersebut akan terus bertambah seiring dengan penambahan kapasitas produksi emas.
Hasil FS juga mengonfirmasi bahwa all-in sustaining costs (AISC) tambang Pani memiliki nilai rata-rata sebesar US$872 per ounces. Artinya, dengan investasi minimal yang ditanamkan pada proyek tersebut, MDKA bisa memperoleh pendapatan yang maksimal dari emas yang dihasilkan.
“AISC-nya hanya US$872 per ounces, menjadikan proyek ini sangat efisien dan berbiaya rendah dibandingkan dengan tambang emas sejenis di kawasan. Kami bisa melakukannya berkat pengalaman mengelola tambang dengan metode Heap Leach di Tambang Emas Tujuh Bukit dan Tambang Tembaga Wetar," pungkas Tom.
Sebagai perbandingan, sepanjang 2024, MDKA menargetkan produksi emas sebesar 100.000 ounces – 120.000 ounces dengan biaya mencapai US$900 hingga US$1.050 per ounces.
Baca juga: Dukung Hilirisasi dan Konservasi Mineral, MDKA Bangun Fasilitas Pengolahan AIM Pertama di Indonesia