Adik Prabowo Klaim Indonesia Bakal Dapat Setoran Baru dari Luar APBN Senilai Rp 400 Triliun
Hashim mengatakan, sumber dana tambahan itu berasal dari setoran pengusaha-pengusaha nakal dan karbon kredit.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengeklaim, Indonesia bakal mendapat dana baru di luar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 400 triliun.
Hashim yang juga merupakan adik dari Presiden Prabowo Subianto mengatakan, sumber dana tambahan itu berasal dari setoran pengusaha-pengusaha nakal dan karbon kredit.
"Dari pengusaha nakal, Rp 190 triliun sampai Rp 300 triliun, kita dengan karbon, kita bisa dapat Rp 190 triliun, itu sudah Rp 400 triliun kurang lebih dana baru," kata Hashim dalam diskusi di Menara Kadin, Rabu (23/10/2023).
Baca juga: Menteri Rosan: Kadin Berperan Penting dalam Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Hashim mengatakan, dalam waktu dekat Jaksa Agung akan menindak 300 lebih pengusaha nakal yang tidak membayar pajak. Bahkan dia menyebut ada 25 perusahaan tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 15 perusahaan tidak memiliki rekening bank di Indonesia.
"Tidak punya NPWP, tidak punya Rekening Bank di Indonesia. Coba. Nah ini sudah dikasih laporan ke Pak Prabowo, yang segera bisa dibayar Rp 189 triliun, dalam waktu singkat, dan waktu lebih lama, tahun ini atau tahun depan, bisa tambah 120 triliun lagi," ucap Hashim.
"Sehingga 300 triliun itu masuk ke Kas Negara untuk laksanakan. Itu dari pemilik kebun nakal, ilegal," sambungnya.
Selain itu, Hashim menyebut bahwa tambahan setoran dari Rp 400 triliun itu bersumber dari karbon kredit. Menurutnya, berdasarkan asesmen dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Indonesia memiliki 577 ton karbon. Nah, dengan hal itu Hashim ingin menawarkan kepada negara penghasil emisi seperti Saudi Arabia.
"Kita tawarkan ke dunia internasional. 577 juta ton. Dengan biaya, cost, nilai, nilai minimal, 10 dolar Amerika per ton. Mungkin kita bisa dapat lebih," ucap Hashim.
"Berarti apa? Kita bisa dapat tambahan, 90 triliun rupiah, kurang lebih, dana baru," imbuhnya menegaskan.