ITL Trisakti: Angkutan Logistik Pakai Truk Tak Cocok untuk Rute Jarak Jauh di Atas 100 Km
Pemerintah perlu lebih mengoptimalkan moda transportasi kereta api dan tol laut untuk mengatasi problem truk ODOL di jalan raya.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Lembaga Pengembangan Transportasi dan Logistik Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti mengatakan penyelesaian masalah truk over dimensi dan overload atau truk ODOL ini sangat penting untuk menunjang angkutan logistik.
Dia mengatakan, jika pengelolaan angkutan logistik berjalan baik, cost logistik atau harga di tingkat konsumen juga rendah.
“Jadi, pemberlakuan Zero ODOL itu nantinya juga harus memikirkan agar tidak menyebabkan beban bagi masyarakat konsumen dengan terjadinya kenaikan harga barang-barang akibat biaya logostik yang naik,” tukasnya.
Dia mengingatkan, jika pemerintah serius memberlakukan aturan Zero ODOL, konsekuensinya akan ada penambahan biaya bagi pemilik barang karena jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut muatan juga pasti bertambah.
Artinya, akan ada penambahan biaya ongkos logistik yang pasti dibebankannya kepada konsumen.
“Sebab, bagi pemilik truk dan pemilik barang sebetulnya tidak masalah jika harus menggunakan truk ODOL atau Zero ODOL. Yang berdampak itu konsumen yang harus menanggung kenaikan biaya logistiknya,” tukasnya.
Untuk menghindari adanya kenaikan logistik akibat penerapan Zero ODOL itu, ia menyarankan agar pemerintah memberikan beberapa insentif.
“Itu perlu dipikirkan pemerintah bagaimana mendorong cost logistik tetap rendah agar tidak ada keributan-keributan yang terjadi saat memberlakukan Zero ODOL ini,” ucapnya.
Optimalkan Kereta Barang, Truk Tidak Cocok untuk Jarak Jauh
Dia juga mendorong pemerintah agar lebih mengoptimalkan moda transportasi kereta api dan tol laut.
Menurutnya, angkutan trucking itu tidak cocok untuk jarak jauh, dan sewajarnya hanya sampai jarak 100 kilometer saja.
Kalau lebih dari itu, barang-barang di truk itu harus pindah ke moda lain yang lebih efisien.
Baca juga: Aturan Truk ODOL Belum Kunjung Berlaku, Menperin: Industri Minta Fleksibilitas
“Karenanya, pemerintah perlu memikirkan infrastruktur jalannya dan moda transportasinya bagaimana handlingnya agar itu bisa dilakukan dan terintegrasi dengan baik tanpa menambah biaya logistik,” tuturnya.
Sementara itu, pengamat transportasi Ade Surya mengatakan, penyelesaian masalah Over Dimension Over Load (ODOL) harus dilihat dari dua mata sisi yaitu sisi keselamatan dan sisi ekonomi.
Artinya, tidak boleh ada trade-off atau mengutamakan yang satu dan mengorbankan yang lain.
Baca juga: GAPKI Minta Zero ODOL Diberlakukan Bertahap, Pemerintah Perlu Naikkan Kelas Jalan
“Kalau selama ini, penyelesaian ODOL ini kan ada trade off-nya. Di mana, yang lebih diutamakan itu adalah sisi keselamatannya, sementara sisi ekonominya tidak dipedulikan sama sekali,” ujarnya keterangan tertulis, Kamis (24/10/2024).
Menurut dia, kondisi itulah yang menyebabkan permasalahan truk ODOL tak kunjung bisa diselesaikan hingga saat ini sehingga harus ada titik tengah untuk mencari solusinya.