Jaga Stabilitas Rantai Pasok Regional, Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan Jadi Hal Vital
Pengembangan infrastruktur pelabuhan di berbagai daerah menjadi hal yang vital dalam memperkuat ekosistem logistik di dalam negeri.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembangan infrastruktur pelabuhan di berbagai daerah menjadi hal yang vital dalam memperkuat ekosistem logistik di dalam negeri.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, melalui peningkatan kapasitas pelabuhan, Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dalam menjaga stabilitas rantai pasok regional.
Hal ini selaras dengan visi pemerintah dalam membangun sektor maritim dan memperkuat peran Indonesia sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di Asean.
"Tentu kita mendukung penuh upaya Pelindo dalam memperkuat ekosistem logistik nasional," ujar Erick di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai pengelola pelabuhan utama di Indonesia, mengupayakan pembangunan sejumlah infrastruktur transportasi dan logistik nasional untuk menekan biaya logistik yang tinggi hingga kemacetan di pelabuhan.
Salah satu proyek yang tengah dilakukan Pelindo, diantaranya yaitu pembangunan Jalan Tol New Priok Eastern Access (NPEA) yang menghubungkan Pelabuhan New Priok dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing.
Pembangunan ini dirancang untuk mempercepat arus barang dari kawasan industri menuju pelabuhan, meningkatkan efisiensi logistik, dan mendukung daya saing ekonomi nasional.
Proyek NPEA merupakan bagian dari rencana besar Pelindo untuk menciptakan konektivitas yang lebih baik antara pelabuhan dan pusat-pusat industri di sekitarnya. Proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, dibangun sepanjang 6,6 kilometer dan bernilai sekitar Rp6,6 triliun.
Selain proyek NPEA, Pelindo juga baru saja meresmikan Jalan Layang Teluk Lamong di Surabaya pada 20 September 2024. Jalan flyover Terminal Teluk Lamong merupakan PSN yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas logistik dan lalu lintas di kawasan Surabaya Barat.
Dengan panjang 2,4 kilometer, flyover ini akan terhubung langsung dengan Pintu Tol Romokalisari II, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.
Jalan layang ini dirancang untuk memfasilitasi mobilitas truk kontainer yang sebelumnya harus berjibaku dengan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Perak, salah satu pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia.
Baca juga: Kembangkan Infrastruktur Pelabuhan di IKN, Kemenhub Teken Kerja Sama dengan Pihak Swasta
Dengan adanya Jalan Layang Teluk Lamong, waktu tempuh truk pengangkut barang dapat dipangkas secara signifikan, sehingga distribusi barang bisa berlangsung dua kali lebih cepat.
Hal ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi logistik, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian Surabaya dan sekitarnya. Pelindo optimistis bahwa percepatan infrastruktur ini akan berkontribusi langsung pada penguatan ekonomi daerah dan nasional.