Peternak Buang Susu Imbas Industri Ogah Serap, YLKI Minta Pemerintah Evaluasi Kebijakan Ini
YLKI turut menyoroti demonstrasi dari peternak di Boyolali, Jawa Tengah, yang membuang susu hasil perahan mereka.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) turut menyoroti demonstrasi dari peternak di Boyolali, Jawa Tengah, yang membuang susu hasil perahan mereka.
Dalam demonstrasi tersebut, para peternak bahkan sampai ada yang menggunakannya untuk mandi.
Penyebab dari demonstrasi tersebut adalah susu hasil produksi mereka tidak diserap oleh Industri Pengolahan Susu (IPS).
Baca juga: Menkop: Hilirisasi Susu dari Peternak Sapi Perah Bisa Dukung Makan Bergizi Gratis
IPS disebut tak melakukan penyerapan karena adanya kebijakan pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik.
Di sisi lain, impor susu justru dalam posisi yang tinggi. Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi membenarkan hal ini.
Ia menyebut tingginya impor susu sapi ke Tanah Air dari Australia dan Selandia Baru karena bea masuk 0 persen untuk susu impor.
Baca juga: Ingin Koperasi Mulai Hilirisasi Produk Susu, Menkop: Peternak Dapat Nilai Tambah
Bea masuk sebesar 0 persen itu menyebabkan susu impor 5 persen lebih murah daripada susu lokal.
Plt Ketua Pengurus Harian YLKI Indah Suksmaningsih pun melayangkan kritik kepada Budi Arie terkait dengan kebijakan pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau IPS.
Indah mengatakan Budi Arie tampak kurang memahami Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
"Menkop, dengan kebijakan bea masuk 0 persen dan pembatasan kuota susu lokal, nampak cenderung lebih mendukung para pengusaha importir dibanding produsen susu lokal," kata Indah dikutip dari keterangan tertulis pada Kamis (14/11/2024).
Indah memandang jika Budi Arie mempertahankan kebijakan ini, maka seakan hanya menjadi makelar susu dan tidak berdiri di atas jabatannya.
Baca juga: Ironi, 50 Ribu Liter Susu Dibuang di Boyolali saat Anak-anak Indonesia Butuh Kalsium, Salah Siapa?
Dia bilang, dengan kebijakan yang timpang ini, para peternak susu hanya diarahkan pemerintah untuk berproduksi saja tanpa memikirkan pasarnya, karena harga susu impor yang lebih murah.