Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

APBN Berpotensi Defisit Lebihi Ambang Batas Aman Akibat Program Makan Bergizi Gratis 

MBG yang ditargetkan memiliki 82 juta penerima, berpotensi membebani keuangan negara dan memperkecil ruang fiskal

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in APBN Berpotensi Defisit Lebihi Ambang Batas Aman Akibat Program Makan Bergizi Gratis 
Endrapta Pramudhiaz
Makanan-makanan yang siap dihidangkan dalam simulasi program makan siang gratis. 

 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditargetkan memiliki 82 juta penerima, berpotensi membebani keuangan negara dan memperkecil ruang fiskal bagi program prioritas lainnya.

Berdasarkan studi yang dilakukan Center of Economic and Law Studies (Celios), program ini akan membuat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) defisit melebihi ambang batas aman.

Jika program MBG terus berjalan hingga mencapai target 100 persen penerima pada 2029, defisit APBN diperkirakan akan mencapai 3,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun tersebut.

Baca juga: Koperasi Peternakan Bandung Selatan Bisa Pasok 80 Ton Sus untuk Program Makan Bergizi Gratis

Angka tersebut melebihi ambang batas aman yang diatur undang-undang dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen.

"Bahkan ketika mengunakan asumsi pertumbuhan ekonomi yang optimis sebesar 7 persen, defisit anggaran tetap diprediksi akan melampaui ketentuan konstitusi yaitu sebesar 3,1 persen," kata Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira dalam keterangan tertulis, Selasa (19/11/2024).

Berita Rekomendasi

Kemudian, hasil studi Celios juga menunjukkan bahwa hasil modelling program MBG jika menggunakan dana pendidikan hanya akan memberikan dampak positif terhadap PDB nasional sebesar 0,06 persen atau Rp 7,21 triliun.

Di sisi lain justru berdampak negatif pada sektor pendidikan dengan nilai kehilangan ekonomi mencapai Rp 27,03 triliun. 

Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda khawatir jika program MBG menggunakan mandatory spending pendidikan, kualitas pendidikan nasional akan terganggu karena anggaran berkurang.

Selain itu, dampak negatif lainnya juga akan dirasakan oleh tenaga kerja berupa pengurangan kompensasi sebesar Rp 27,03 triliun dan tidak terlepas dari berkurangnya penghasilan tenaga kerja di bidang pendidikan pemerintah sebesar Rp41,55 triliun.

"Redistibusi dana ini berpotensi mengurangi kesempatan kerja hingga 723 ribu posisi pada sektor pendidikan, termasuk guru dan dosen," kata Huda.

Sebagaimana diketahui, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana telah memastikan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni makan bergizi gratis, bakal berjalan pada awal tahun 2025.

Baca juga: Menkop Budi Arie Tinjau Program Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Sukabumi

"Jadi (2 Januari)," kata Dadan kepada wartwan saat dikonfirmasi, Kamis (24/10/2024).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas