Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis
Tujuan Terkait

Tingkatkan Ketahanan Pangan, 400 Ribu Hektare Kebun Sawit akan Ditumpangsari dengan Padi

Melalui program intercropping di areal PSR berpotensi membentuk areal tanam padi seluas 136 ribu hektare pada 2025.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Tingkatkan Ketahanan Pangan, 400 Ribu Hektare Kebun Sawit akan Ditumpangsari dengan Padi
HO
Melalui program intercropping di areal PSR berpotensi membentuk areal tanam padi seluas 136 ribu hektare pada 2025 dan menghasilkan 476.000 ton gabah kering panen. 

TRIBUNNEWS.COM -- PT Pekebunan Nusantara III (Persero) menyatakan siap untuk berkolaborasi bersama dengan Rumah Sawit Indonesia, sebagai upaya mewujudkan Asta Cita atau delapan misi yang diusung Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045, terutama dalam bidang ketahanan pangan nasional.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani di Jakarta, Selasa mengatakan Rumah Sawit Indonesia (RSI) yang merupakan asosiasi tempat berkumpulnya pelaku usaha perkebunan sawit memiliki peran strategis berkontribusi positif ekosistem sawit nasional.

"RSI memiliki peran strategis untuk membentuk dan mendukung ekosistem yang tepat bagi perkebunan sawit nasional, terutama dalam mewujudkan Asta Cita presiden Prabowo dalam penguatan ketahanan pangan nasional," kata dia.

Baca juga: Tenaga Ahli Kepresidenan: Indeks Ketahanan Pangan Harus Naik untuk Wujudkan Swasembada Pangan

Untuk itu, Ia menjelaskan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan RSI yang menjadi wadah bagi seluruh pelaku sawit baik mulai dari perusahaan berskala besar hingga smallholders layaknya pekebun.

Selanjutnya disebutkan Ghani, Holding Perkebunan Nusantara yang memiliki 3 sub holding dan beberapa anak perusahaan dengan berbagai bidang usahanya tersebut memiliki berbagai program unggulan untuk mendukung program swasembada pangan dan energi baru terbarukan melalui initiative strategy 2024-2025.

Strategi itu meliputi pengelolaan perkebunan sawit yang ramah lingkungan, hilirisasisektor pangan, peningkatan produktivitas melalui akselerasi peremajaan sawit rakyat.

"Saat ini terdapat 2,8 juta hektare sawit rakyat yang berusia di atas 25 tahun untuk segera diremajakan. Ini menjadi salah satu momentum bagi PTPN dalam memperkuat ketahanan pangan melalui program Intercropping," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Pendekatan intercropping sendiri merupakan program budidaya dua komoditas berbeda dalam satu hamparan yang sama melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR). Setiap tahun, ia menjabarkan dibutuhkan akselerasi PSR hingga 400.000 hektare pertahun.

Melalui program intercropping di areal PSR berpotensi membentuk areal tanam padi seluas 136 ribu hektare pada 2025 dan menghasilkan 476.000 ton gabah kering panen.

"Insya Allah dengan dukungan seluruh pihak, termasuk kolaborasi bersama RSI, maka akan dihasilkan sedikitnya 238.000 ton beras melalui program intercropping di areal PSR tadi," tuturnya.

Untuk itu, ia mengatakan ke depan kolaborasi antara RSI dengan PTPN perlu semakin diperkuat sehingga Asta Cita Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada pangan bisa tercapai.

Sementara itu, Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menyatakan siap untuk mendukung program yang diusung Holding Perkebunan Nusantara III Persero, terutama melalui pemanfaatan areal PSR melalui intercropping padi gogo.

Ia mengatakan bahwa dalam waktu dekat, program itu secara resmi akan diluncurkan di PTPN IV Regional III, tepatnya di areal replanting PSR Koperasi Produsen Mandiri Karya Maju, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

"Kita sangat siap mendukung dan memperluas program ini, dan kolaborasi seluruh pihak bisa kita wujudkan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional," harapnya.

Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia (RSI), Kacuk Sumarto menyatakan berdasarkan kajian RSI jika peremajaan kelapa sawit dilakukan secara konsisten, terdapat setidaknya satu juta hektar yang memungkinkan ditanami tanaman sela (intercropping) komoditas bahan-bahan pangan dan energi. Terlebih jika bisa dikonsumsi secara lokal, akan menghemat banyak sekali biaya logistik.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas