Pasar Kripto Anjlok, Bitcoin Terkoreksi 5 Persen oleh Sentimen Negatif Investor
Harga Bitcoin turun 5,7 persen dan menyentuh rekor terendah minggu ini jadi 92.761 dolar AS atau Rp 1,47 miliar pada perdagangan Selasa (26/11/2024).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pergerakan pasar kripto dalam 24 jam terakhir kompak mencatatkan rapor merah, tak terkecuali Bitcoin yang ikut anjlok lebih dari 5 persen imbas sentimen negatif para investor.
Mengutip data Coinmarketcap, harga Bitcoin turun 5,7 persen dan menyentuh rekor terendah minggu ini jadi 92.761 dolar AS atau Rp 1,47 miliar pada perdagangan Selasa (26/11/2024).
Angka tersebut berbanding terbalik dengan harga Bitcoin pada pekan lalu, dimana aset kripto ini sempat melesat naik di kisaran 98.000 dolar AS per koin.
Selain Bitcoin sejumlah aset kripto unggulan lainnya juga ikut ringsek, diantaranya seperti Ethereum yang anjlok 4,88 persen menjadi ke 3.342 dolar AS per koin.
Kemudian, disusul Tether yang turun 0,04 persen ke level 1.00 dolar AS per koin.
Mengekor yang lainnya, perdagangan aset Dogecoin ikut amblas 10,37 persen di kisaran 0.3848 dolar AS per koin dan diikuti token Solana yang mundur 1,34 persen ke level 231.16 dolar AS per koin.
Baca juga: Senin Pekan Lalu, Perdagangan Derivatif Kripto Global Tembus Rp17.237 triliun
Pergerakan negatif pasar kripto terjadi setelah para investor mulai mengalihkan kapital ke cryptocurrency yang lebih kecil dan lebih berisiko pada akhir pekan setelah terhentinya lonjakan vertikal bitcoin sejak kemenangan pemilihan Donald Trump.
"Pasar tampaknya mengharapkan BTC untuk bergerak datar hingga Desember seiring perhatian beralih ke ETH dalam jangka pendek," kata QCP, hedge fund aset digital,mengutip Coindesk.
“Posisi ini menunjukkan bahwa para trader memperkirakan ether akan berkinerja baik dalam jangka pendek, sementara bitcoin mungkin mulai bergerak lebih cepat tahun depan,” imbuhnya.
Bitcoin Berpotensi Melaju ke 100.000 Dolar AS
Meski saat ini Bitcoin tengah mengalami kemerosotan, namun para analis percaya bahwa Bitcoin (BTC) akan menjadi sorotan utama pasar keuangan global hingga harganya melesat naik mendekati angka psikologis di level 100.000 dolar AS.
Kenaikan nilai Bitcoin menjadikannya aset terbesar ke-7 di dunia, melampaui silver yang berada di peringkat ke-9 dengan kapitalisasi pasar 1,7 triliun dollar AS.
Hal senada juga dilontarkan pengamat ekonomi sekaligus penulis buku keuangan terkenal 'Rich Dad Poor Dad’, Robert Kiyosaki.
Baca juga: CFX Members Hub Bahas Penguatan Ekosistem Kripto di Indonesia
Dalam catatannya ia memprediksi harga Bitcoin di tahun 2025 dapat meledak hingga tembus ke level 500.000 dolar AS atau sekitar Rp 7,58 Miliar.
Sementara di tahun 2030 mendatang, Kiyosaki mengungkap kemungkinan Bitcoin melesat mencapai 1 juta dolar AS per koin. Proyeksi itu dilontarkan Kiyosaki dalam sebuah posting di platform media sosial X.
Salah satu pendorong utama kenaikan Bitcoin adalah laporan mengenai Trump Media and Technology Group yang sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi perusahaan perdagangan kripto Bakkt.
Berita ini memicu ekspektasi bahwa kebijakan pro-kripto akan diterapkan di bawah kepemimpinan Donald Trump.