AS Paksa Google Jual Chrome, Dituding Praktikkan Monopoli Pasar
Departemen Kehakiman AS (DOJ) memaksa Google merombak struktur bisnisnya secara besar-besaran dengan menjual mesin peramban Chrome.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Untuk menantang desakan penjualan Chrome, bulan depan Google berencana mengajukan banding atas keputusan ini dan menyodorkan proposal alternatif.
Pengajuan Google adalah tanggapan resmi pertamanya sejak Mehta menemukan awal tahun ini bahwa Google secara ilegal memonopoli pasar pencarian dan periklanan daring.
Menurut informasi yang beredar hakim AS telah menjadwalkan persidangan pada bulan April untuk memutuskan cara memperbaiki minimnya persaingan di industri yang didominasi Google dan berjanji akan memberikan keputusan akhir pada bulan Agustus 2025.
Baca juga: 5 Aktor Trending di Google Sepanjang Tahun 2024: Ada Katt Williams, Pawan Kalyan dan Adam Brody
Apabila layanan Chrome dijual, maka Chromebook, laptop murah berbasis Chrome OS yang banyak digunakan di sekolah-sekolah, bisa kehilangan relevansinya jika Chrome dipisahkan dari Google.
Laptop ini dirancang untuk tugas berbasis web, menjadikannya populer di kalangan pelajar. Namun, tanpa dukungan penuh dari Google, daya tariknya mungkin menurun.
Dampaknya juga dirasakan pada kesepakatan Google dengan pihak lain, seperti kontrak senilai 20 miliar dollar AS per tahun dengan Apple untuk menjadikan Google sebagai mesin pencarian default di Safari.
Apabila kontrak ini dihentikan, pengguna mungkin harus memilih mesin pencarian sendiri, yang bisa membuka peluang bagi pesaing seperti DuckDuckGo atau Bing untuk menarik perhatian pengguna.