Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Soal Kelanjutan Pembangunan IKN, Menteri PU Sebut Tak Ada Dananya, Ekonom Ungkap Tanda Terbengkalai

Pada tahun ini Kementerian PU terkena efisiensi anggaran sebesar Rp81,38 triliun, dari Rp 110,95 triliun, kini mereka hanya memiliki Rp 29,57 triliun.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Soal Kelanjutan Pembangunan IKN, Menteri PU Sebut Tak Ada Dananya, Ekonom Ungkap Tanda Terbengkalai
Istimewa
SUMBU KEBANGSAAN- Pembangunan Sumbu Kebangsaan yang dibangun sejak 2020 telah rampung dikerjakan berlokasi strategis di antara Istana Garuda dan Taman Kusuma Bangsa, kawasan seluas 11,14 hektare ini telah disulap menjadi ruang publik, Senin (3/2/2025). Salah satu indikator kuat proyek IKN tidak berjalan sesuai rencana adalah penundaan relokasi Aparatur Sipil Negara (ASN) ke IKN.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan semua kementerian maupun lembaga melakukan efisiensi anggaran.

Hal ini tertuang dalam Instruksi Presiden Tahun 2025 No. 1 Tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.

Adanya kebijakan tersebut, membuat anggaran pembangunan IKN di pos Kementerian Pekerjaan Umum menjadi tidak ada pada tahun ini.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, pada tahun ini Kementerian PU terkena efisiensi anggaran sebesar Rp81,38 triliun. 

Baca juga: Kelakar Menteri PU Soal Anggaran IKN 2025: Diblokir, Digunakan untuk Beli Makan Siang Menteri

Dari Rp 110,95 triliun, kini mereka hanya memiliki Rp 29,57 triliun.

Maka dari itu, Dody mengatakan belum ada progres pembangunan terkini yang bisa diberikan.

"Realisasi anggaran IKN kayaknya belum ada. Kan tadi saya bilang, kan anggarannya kita diblokir semua, kok tanya progres? Gimana sih? Anggarannya [saja] enggak ada," katanya ketika ditemui usai rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

Berita Rekomendasi

Tanda IKN Berpotensi Terbengkalai

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPNVJ, Achmad Nur Hidayat, mengatakan, salah satu indikator kuat proyek IKN tidak berjalan sesuai rencana adalah penundaan relokasi Aparatur Sipil Negara (ASN) ke IKN

Padahal, kata Achmad, keberadaan ASN di ibu kota baru sangat penting karena menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi di kawasan tersebut. 

"Dengan adanya ASN, aktivitas ekonomi di sekitar IKN akan mulai bergerak, memberikan kepastian bagi investor swasta untuk masuk. Namun, dengan penundaan ini, kepercayaan investor terhadap proyek ini semakin menurun," tutur Achmad kepada Tribunnews.

Pembangunan 27 rumah susun (rusun) untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) serta Pertahanan dan Keamanan (Hankam) di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah rampung.
Pembangunan 27 rumah susun (rusun) untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) serta Pertahanan dan Keamanan (Hankam) di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah rampung. (HO)

"Jika ASN saja tidak segera pindah, lalu siapa yang akan lebih dulu menghuni IKN? Apakah IKN hanya akan menjadi kota kosong dengan gedung-gedung mewah tanpa aktivitas ekonomi yang nyata?" sambungnya.

Menurutnya, jika situasi ini berlanjut, maka ada risiko besar bahwa proyek IKN akan menjadi seperti banyak proyek infrastruktur besar lainnya yang berakhir sebagai “white elephant project”.

"Proyek mahal yang akhirnya terbengkalai karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan realitas di lapangan," ucapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas