PDP Mengamuk di Ruang Isolasi Pakai Bahasa Madura, Diduga Terjadi di Rumah Sakit Ini
Saat si pasien itu berhasil membuka pintu tersebut, ia sembari mengucapkan kata-kata berbahasa Madura.
Editor: Hendra Gunawan
![PDP Mengamuk di Ruang Isolasi Pakai Bahasa Madura, Diduga Terjadi di Rumah Sakit Ini](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/video-pdp-covid-19-ngamuk-diduga-di-rsud-pamekasan.jpg)
Rabu pagi, pasien ditemukan jalan kaki di seputaran Jalan Bypass BIL yang jaraknya tak jauh dari rumahnya.
Petugas langsung meminta keterangan pasien untuk mengetahui motifnya kabur dari wumah sakit.
Tah kanya itu. Petugas juga melacak orang yang kontak erat dengan pasien postif corona selama ia kabur.
Sementara pasien saat ini kembali dikarantina di RSUD Praya Lombok Tengah.
Pasien positif corona melarikan diri ke kebun
Kasus yang sama sebelumnya terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) corona kabur dari RSUD Bahteramas berinisial UN.
Dia akhirnya ditemukan tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ia ditemukan di kebun miliknya di Desa Kokapi, Kecamatan Sawa.
UN yang bekerja sebagai karyawan perusaahan tambang nikel di Morosi, Kabupaten Konawe itu memilih mengisolasikan diri di kebunnya.
Bupati Konawe Utara Ruksamin yang juga Ketua Gugus Tugas COVID-19 setempat mengatakan, dirinya bersama tim menjemput UN di kebunnya dengan menggunakan mobil ambulans.
Di lokasi, Ruksamin melakukan komunikasi dan menyakinkan UN untuk mau dirawat di rumah sakit.
"Alhamdulilah beliau kooperatif.
Setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga, kami langsung jemput dia di kebunnya. Ini atas permintaan beliau (UN) saat saya komunikasi berharap agar bupati yang datang jemput dengan maksud untuk perlindungan,"ungkap Ruksamin via pesan WhatsApp, Selasa (28/4/2020).
Selanjutnya, Ruksamin bersama UN menuju mobil ambulans yang sudah dilengkapi fasilitas Alat Perlindungan Diri (APD) termasuk tim medis khusus penanganan COVID-19.
Tim Covid-19 Konawe Utara terdiri dari polisi, TNI, dan tim medis langsung membawa UN menju RSUD Konut untuk selanjutnya diberikan penanganan medis dan berkoordinasi ke pihah RS Bahteramas.
Proses penjemputan pasien itu sempat mengalami hambatan karena lokasi masuk di area hutan dengan jalan yang sempit, berlumpur dan licin.
Lebih lanjut, Ruksamin juga menjelaskan alasan UN kabur dari RSUD Bahteramas Sultra karena merasa takut akan digabungkan dalam satu ruangan dengan pasien yang telah positif terjangkit virus corona.
UN mengaku sama sekali tidak mengidap virus yang bisa mematikan itu.
"Saya optimis UN negatif dari virus corona, semangatnya luar biasa.
Saya juga memohon kepada masyarakat jangan kita saling mengucilkan, mari kita saling mendoakan, membantu dan mendukung memerangi virus corona karena kita juga tidak pernah tau kondisi kita seperti apa," harapnya.
ODP keluyuran ke sanak famili
Sebelumnya, pada saat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Surabaya mulai berlangsung hari ini, Selasa (28/4/2020).
Ada beberapa hal mengejutkan saat pertama kali dilaksanakan PSBB di Surabaya Raya.
Selain kepadatan arus lalu lintas di sekitar Bundaran Waru sebagai pintu masuk ke Surabaya, juga ada satu warga berstatus orang dalam pantauan (ODP) virus corona ( COVID-19) terjaring petugas.
Seharusnya, sebagai ODP, dia mengarantina diri. Namun, dia tidak melakukannya. Bahkan keluyuran ke saudaranya.
ODP bandel itu terjaring razia kendaraan di depan pos Check Point Bundaran Waru, Gayungan, Surabaya.
ODP bandel ini pun langsung diperiksa dan dibawa ke rumah sakit rujukan oleh petugas.
Informasi yang dihimpun SURYA.co.id, pengendara itu berjenis kelamin laki-laki kisaran usia 45 tahun.
Pria itu tampak mengenakan jaket berwarna gelap, bertopi dan menutup mulut beserta hidungnya menggunakan masker warna putih.
Pria dengan tinggi sekira 180 cm itu menunggangi sebuah motor jenis matik warna merah.
Ia membawa surat keterangan sebagai ODP yang dikeluarkan oleh sebuah pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Jakarta.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Surabaya Kompol Teddy Chandra membenarkan adanya temuan ODP saat memantau pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bundaran Waru, Gayungan, Surabaya.
"Info tadi demikian, mungkin bisa dikonfirmasi ke Dinas Kesehatan," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Selasa (28/4/2020).
Hal yang sama juga disampaikan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, bahwa satu orang pengendara tersebut diketahui sebagai ODP dari surat keterangan yang dibawa oleh pria tersebut.
"Nah ini, tadi di Waru salah satu pasien berkeliaran menunjukan surat yg dibawa, dalam pantauan (ODP), tadi ditunjukan surat dari dokter," ungkap Luki saat ditemui awak media di Mapolda Jatim.
Luki menyayangkan, pria berstatus ODP itu masih bepergian ke luar rumah.
Saat dimintai keterangan oleh petugas, pria tersebut diketahui sempat bepergian ke Jakarta.
"Tadi pagi sudah ditemukan ada salah 1 pasien, dinyatakan dari Jakarta, dia ODP.
Karena sudah tidak kerasan kemudian menemui main ke rumah saudara-saudara," jelas Luki.
Kini, ungkap Luki, pria tersebut telah dibawa menggunakan mobil ambulan ke sebuah rumah sakit di Kota Surabaya.
"Sebenarnya tidak boleh di berkeliaran. Makanya tadi kami amankan. Kami panggil ambulan. Nanti dibawa RS rujukan," ujarnya.
Banyak warga tak paham aturan PSBB Surabaya Raya
Sebelumnya, pada hari pertama penerapan PSBB di Surabaya Raya, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan meninjau langsung check point PSBB yang bertitik di Bundaran Waru, Surabaya, Selasa (28/4/2020).
Dalam kunjungan itu, Luki terlihat didampingi Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Teddy Chandra dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad.
Di kesempatan itu, Luki membeberkan bahwa saat ini masih banyak warga yang belum memahami aturan selama PSBB berlangsung.
"Tadi sudah mengecek ke beberapa titik di Suramadu, zona merah daerah PPI dan Bundaran Waru, memang kami lihat masih banyak yang belum paham ini (PSBB), terbukti banyak masyarakat setelah ditanya masih banyak yang belum tahu," kata Luki Hermawan, Selasa (28/4/2020).
Dalam menyiasati itu, Kata Luki, selama tiga hari ke depan pihaknya akan terus menggaungkan PSBB.
"Kami sepakat dengan seluruh aparat yang terlibat dalam PSBB imbauan dan teguran ini 3 ke depan akan terus diperkuat," ujarnya.
Luki berharap, selanjutnya masyarakat lebih mengindahkan poin-poin peraturan selama PSBB berlangsung.
"Kami berharap kerja samanya masyarakat Jatim khususnya warga Surabaya, Sidoarjo dan Gresik untuk ikut taati peraturan dan menjalani PSBB ini agar lebih cepat terbebas dari wabah virus Corona," ucapnya. (Kuswanto Ferdian/Surya/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Video PDP COVID-19 Ngamuk Diduga di RSUD Pamekasan Viral di WhastApp (WA), Ini Fakta Sebenarnya