PDP Mengamuk di Ruang Isolasi Pakai Bahasa Madura, Diduga Terjadi di Rumah Sakit Ini
Saat si pasien itu berhasil membuka pintu tersebut, ia sembari mengucapkan kata-kata berbahasa Madura.
Editor: Hendra Gunawan
"Jhek reng kok tak sala se ekancengih labeng (Saya ini tidak salah, kenapa kok ditutup pintu)," kata pasien PDP tersebut sembari terbatuk-batuk.
Perekam video yang diduga PDP mengamuk itu adalah seorang perempuan.
Saat merekam aksi saling tarik menarik pintu antara dua petugas medis dan seorang pasien di salah satu ruangan rumah sakit, si perekam video juga sembari melontarkan kalimat;
"Dua satpam gak kuat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, dr Syaiful Hidayat menanggapi viralnya video PDP mengamuk yang diduga terjadi di ruang isolasi RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan.
Ia membantah, bahwa video itu bukan terjadi di ruang isolasi RSUD Pamekasan.
Namun berdasar informasi yang pihaknya dapat dari sesama tenaga medis Penanggulangan Covid-19, video PDP mengamuk itu diduga terjadi di salah satu rumah sakit di Kabupaten Probolinggo.
"Videonya itu memang benar PDP mengamuk, tapi bukan di Pamekasan.
Kalau ada yang bilang di ruang isolasi RSUD sini, itu hoax," kata Syaiful Hidayat kepada SURYA.co.id.
Selain itu, Syaiful Hidayat menjelaskan, di ruang isolasi RSUD Pamekasan warna cat ruangannya tidak seperti yang terekam di video viral tersebut.
Melainkan cat dindingnya, kata dia berwarna hijau dan kuning.
Sedangkan di video viral tersebut berwarna putih.
"Pasien yang di dalam video itu kan orangnya berbahasa Madura, mungkin nyangkanya di sini, padahal tidak," ujarnya.
"Orang Madura itu kan ada di mana-mana dan di Probolinggo itu juga sebagian masyarakatnya berbahasa Madura. Jadi kami pastikan video itu bukan di sini," tutupnya.