Studi di China Sebut Golongan Darah A Lebih Rentan Terhadap Virus Corona
Sebuah studi di China membuktikan orang dengan golongan darah A lebih mudah terinfeksi virus corona daripada golongan darah lain.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah studi di China menunjukkan orang dengan golongan darah A lebih mudah terinfeksi virus corona daripada golongan darah lain.
Seperti yang dilansir South China Morning Post, riset medis di China mengambil data golongan darah 2.000 lebih pasien yang terinfeksi virus corona di Wuhan dan Shenzhen.
Data tersebut kemudian dibandingkan dengan populasi sehat setempat.
Penelitian menunjukkan pasien yang memiliki golongan darah A menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi.
Selain itu, pasien dengan golongan darah A juga memiliki gejala yang lebih parah.
Baca: Kematian Tertinggi karena Corona, 475 Orang Meninggal dalam Sehari di Italia
Meski begitu, para peneliti berkata hasil studi itu masih awal sehingga diperlukan penelitian lanjutan.
Peneliti meminta pemerintah setempat serta fasilitas medis untuk mempertimbangkan perbedaan golongan darah pasien ketika merencanakan langkah-langkah mitigasi atau mengobati pasien dengan Covid-19.
"Orang-orang golongan darah A mungkin perlu memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi," ungkap para peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan.
"Pasien-pasien Covid-19 yang bergolongan darah A mungkin memerlukan perawatan dan penanganan yang lebih agresif."
Sebaliknya, orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih kecil dibandingkan dengan golongan darah lain, menurut makalah yang dipublikasikan Medrxiv.org pada 11 Maret lalu.
Dari 206 pasien yang meninggal dunia akibat virus corona di Wuhan, 85 orang di antaranya bergolongan darah A.
Wang Xinghuan juga menyebut pentingnya untuk mempertimbangkan golongan darah pasien dalam hal penanganan maupun edukasi sebagai bagian dari penanganan virus corona.
Hal itu perlu untuk membantu menentukan pilihan manajemen dan menguji tingkat risiko penularan.
Studi ini belum dilakukan peer-review.
Baca: Pernyataan Lengkap Jokowi Terkait Corona: Perintahkan Rapid Test hingga APD Tenaga Medis Disiapkan