Kominfo Ralat Klarifikasinya yang Sebut Klorokuin Jadi Obat Corona sebagai Disinformasi
Sempat menyatakan informasi Klorokuin sebagai obat Corona sebagai disinformasi, kini Kominfo meralatnya.
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut saat ini pemerintah menyiapkan Klorokuin dan Avigan sebagai obat virus Corona atau Covid-19.
Sebelumnya Klorokuin disampaikan oleh Jokowi sebagai obat Corona, Kementerian Komunikasi dan Informatika pernah menyebut informasi yang menyebut Klorokuin sebagai obat Corona adalah adalah informasi yang tidak benar atau disinformasi.
Klarifikasi tersebut disampaikan Kominfo pada 15 Maret lalu.
Kini, Kominfo menyatakan mencabut stempel 'disinformasi' pada informasi Klorokuin sebagai obat Corona.
Baca: Klorokuin Tak Perlu Dibeli dan Disimpan Masyarakat, Pemerintah: Itu Obat, Bukan Vaksin
Pasalnya, Kominfo telah mendapat informasi terbaru pada 16 Maret 2020 yang menyatakan bahwa Klorokuin (Chloroquine) direkomendasikan untuk menjadi bagian dalam proses penyembuhan Covid-19.
Obat tersebut telah melewati uji klinis terhadap 100 pasien di 10 rumah sakit di China sebagaimana dihimpun KompasTekno dari laman resmi kominfo.go.id, Sabtu (21/3/2020).
Pencabutan status disinformasi ini menyusul pernyataan Jokowi yang menyebutkan bahwa pemerintah sudah menyiapkan Avigan dan Klorokuin.
Obat Avigan telah didatangkan sebanyak 5.000 butir.
Pemerintah juga tengah memesan 2 juta butir obat tersebut.
Sementara itu, obat klorokuin sudah disiapkan sebanyak 3 juta butir.
"Obat ini sudah dicoba oleh satu, dua, tiga negara, dan memberikan kesembuhan," kata Presiden Jokowi lewat siaran live streaming di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020).
Sebelumnya, pada Senin (9/3/2020) lalu, sempat beredar pesan suara WhatsApp yang berisi informasi terkait obat anti-malaria chloroquine phosphate, yang diklaim dapat menyembuhkan virus corona.
Baca: Jokowi Sebut Telah Pesan 2 Juta Avigan dan Siapkan 3 Juta Klorokuin untuk Obat Virus Corona
Tidak hanya penjelasan melalui pesan suara, informasi juga dilengkapi dengan foto sekotak tablet chloroquine phosphate.
Oknum penyebar pesan suara tersebut juga menngatakan bahwa para dokter merekomendasikan untuk mengonsumsi 500 mg chloroquine phosphate selama delapan hari, dan mengklaim dapat menjadi obat virus corona.
"Chloroquine mampu melawan dan mengalahkan virus corona. Bergegaslah ke apotek dan dapatkan chloroquine, karena tidak ada yang tahu kapan ada orang yang terkontaminasi virus corona," ujar oknum itu.
Ia menjelaskan, pengobatan harus delapan hari dengan mengonsumsi 500 mg chloroquine dan pasien akan sepenuhnya sembuh dari infeksi virus corona.
Pesan itu pun sempat dibantah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengungkapkan bahwa narasi tersebut dinilai menyesatkan.
Chloroquine masih digunakan di Afrika Selatan, tetapi tidak direkomendasikan sebagai pengobatan utama untuk malaria, karena resistensi yang tinggi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kominfo Cabut Stempel "Disinformasi" Obat Chloroquine untuk Virus Corona" (Kompas.com/Conney Stephanie)