Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dapatkah Covid-19 Pengaruhi Kehamilan atau Bayi Baru Lahir? Ini Kata Para Ahli

Selama kehamilan, perubahan dalam sitem kekebalan tubuh membuat wanita pada umumnya rentan terhadap infeksi pernapasan. Dapatkah terpengaruh covid-19?

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Dapatkah Covid-19 Pengaruhi Kehamilan atau Bayi Baru Lahir? Ini Kata Para Ahli
PEXELS.COM/Negative Space
ILUSTRASI wanita hamil - Dapatkah Covid-19 Pengaruhi Kehamilan atau Bayi Baru Lahir? Ini Kata Para Ahli 

TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 130 juta wanita melahirkan di seluruh dunia setiap tahun.

Selama kehamilan, perubahan dalam sitem kekebalan tubuh membuat wanita pada umumnya rentan terhadap infeksi pernapasan.

Tahun ini, wanita hamil terpaksa lebih khawatir karena adanya virus corona alias Covid-19.

Sebagai catatan, Covid-19 merupakan virus yang dapat mempengaruhi paru-paru dan saluran pernapasan seseorang.

Melansir Time, pemerintah Inggris mengumumkan pada Senin (23/3/2020), wanita hamil berada pada peningkatan risiko penyakit Covid-19.

Dalam konferensi pers, Kepala Petugas Kesehatan Masyarakat Inggris, Chirs Whitty menerangkan hal tersebut.

Whitty mengatakan orang dalam kategori berisiko tinggi harus tinggal di rumah selama 12 minggu.

Ilustrasi hamil
Ilustrasi hamil (ilustrasi)
Berita Rekomendasi

Termasuk orang dengan usia di atas 70 tahun dan orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya, serta wanita hamil.

Lebih lanjut, Whitty mengimbau agar wanita hamil tersebut sebagai tindakan pencegahan.

"Karena kami masih awam dalam pemahaman tentang virus ini, dan kami ingin memastikan," terang Whitty.

Baca: Pemprov Bali Umumkan Enam PDP Positif Covid-19, Dua di Antaranya WNI Asal Bali

Baca: Covid-19: Tanggung Jawab Media Versus Nilai Ekonomi

Tak Ada Bukti

Namun, ini tidak sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh pejabat kesehatan masyarakat lainnya.

Selama jumpa pers pada 16 Maret 2020, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus angkat bicara.

"Tidak ada bukti, wanita hamil datang dengan tanda atau gejala yang berbeda atau berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah," ungkap Tedros.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi. (AFP/Fabrice COFFRINI)

Lebih jauh, menurut Dokter umum Dr Amir Khan, dari Kota Bradford di Inggris utara memberikan komentarnya terkait hal ini.

“Siapa pun yang immunocompromised, seperti wanita hamil, berisiko lebih tinggi mengalami hal-hal seperti pneumonia dan gangguan pernapasan. Itu risiko nyata," ungkap Dr Amir Khan yang juga dosen senior di Leeds dan Bradford University.

Terlalu Dini Sebut Risiko

Data demografis khusus menunjukkan, terlalu dini mengatakan dengan pasti apakah virus corona merupakan ancaman terutama bagi wanita hamil.

"Tampaknya wanita hamil yang terinfeksi covid-19 tidak memiliki penyakit yang lebih parah daripada populasi umum," kata Asisten Profesor Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Standford, Cynthia DeTata.

"Kita tahu flu musiman, infeksi SARS, dan MERS sebelumnya lebih parah pada wanita hamil," tambahnya.

Baca: Penularan Corona Bisa Tanpa Gejala, Berikut Cara Mengujinya Melalui Tes Covid-19

Baca: UPDATE Covid-19 di Aceh: Belum Ada yang Positif Corona, 187 ODP, 31 PDP

Analisis WHO

Sebelumnya, pada 28 Februari 2020, WHO menerbitkan analisis yang menunjukkan data 147 wanita hamil.

Diketahui, 64 di antaranya dipastikan memiliki covid-19.

Dan 82 lainnya diduga memiliki covid-19, sisanya tidak memiliki gejala.

Data tersebut menunjukkan 8 persen wanita hamil memiliki kondisi parah dan 1 persen sakit kritis.

Sebagian besar orang (sekira 80 persen) pulih dari penyakit tanpa perawatan khusus.

Tetapi, menurut WHO satu dari setiap enam orang yang menderita Covid-19 menjadi sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.

 (Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas