3 Presiden Ini Dianggap Remehkan Corona: Ada yang Bilang Hanya Flu Kecil, Ada yang Menghilang
Tiga presiden ini dianggapkan meremehkan Corona. Ada yang bilang hanya flu kecil, ada pula yang menghilang tanpa kabar.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: bunga pradipta p
Bahkan, dia mengatakan bahwa selama ini masyarakat telah ditipu oleh pejabat setempat dan media yang menggaungkan bahaya corona.
Baca: Total 3 Pejabat Brasil yang Sempat Bertemu Trump Positif corona
"Orang-orang akan segera tahu bahwa mereka ditipu oleh para gubernur negara bagian dan sebagian besar media yang membahas tentang virus corona," katanya kepada Record TV Brasil.
Pernyataan tersebut dianggap merujuk pada ujaran gubernur negara bagian Sao Paolo dan Rio de Janeiro yang menyatakan keadaan darurat karena wabah.
Misalnya, stadion sepak bola dan pusat-pusat pertemuan diubah menjadi rumah sakit tambahan.
Negara-negara di seluruh Brasil juga telah menutup pusat perbelanjaan dan sekolah serta melarang pertemuan publik.
Banyak warga kota-kota Brasil yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Bolsonaro.
Mereka memukul panci dan wajan setiap pukul 8.30 malam di balkon mereka sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan.
Hingga kini, tercatat 2.247 kasus positif corona dan 46 orang meninggal per Rabu (25/3/2020).
3. Presiden Nikaragua, Daniel Ortega
Sebagai salah satu negara termiskin di belahan bumi barat, Nikaragua berada dalam posisi yang lebih buruk daripada kebanyakan negara lainnya.
Hingga Rabu (23/3/2020), hanya ada dua kasus positif corona.
Namun, ketakutan meningkat ketika warga menyatakan ketidakpuasan terhadap respons pemerintah yang dipimpin oleh Daniel Ortega.
Ortega diketahui tidak terlihat di depan umum selama beberapa minggu.
Bryan (27), seorang warga Nikaragua, tinggal bersama ibunya yang berusia 52 tahun.
Mereka telah berdiam diri di rumah sejak negara tetangga, Kosta Rika, melaporkan kasus pertamanya.
Namun, Bryan mengatakan, pemerintah bertindak seolah tidak ada yang terjadi.
Pemerintah justru disebut mengencangkan aksi politik.
"Pemerintah berpartisipasi dalam pawai politik di luar, sekali pada hari Sabtu," ucap Bryan kepada CNN via telepon.
Sementara itu, Wakil Presiden Nikaragua sekaligus istri Ortega, Rosario Murillo, telah menyarankan warga agar berfokus pada kegiatan agama di masa-masa sulit.
"Kita dapat bergerak maju dengan tenang dan yang terutama adalah percaya kepada Tuhan."
"Percaya bahwa iman akan menyelamatkan kita," kata Murillo ketika membicarakan virus corona, menurut kantor berita Digital 19 yang dikelola pemerintah.
Menurut Digital 19, sejauh ini, pemerintah pusat Nikaragua hanya meluncurkan kampanye kebersihan publik sambil memantau wisatawan dari negara lain yang memiliki jumlah kasus yang tinggi.
Dalam kampanye kebersihan itu, pemerintah mengirim pekerja dari pintu ke pintu dengan memberikan instruksi tentang cara mencuci tangan dengan benar.
Judith (36), seorang warga Nikaragua lainnya, justru menganggap kampanye itu berisiko.
"Mereka bisa jadi penyebar virus. Mereka tidak memakai topeng," kata Judith.
Seorang dokter di kota Jinotepe juga mengatakan, sistem kesehatan masyarakat Nikaragua tidak diperlengkapi untuk menghadapi wabah.
"Nikaragua memiliki sistem kesehatan yang lemah dan infeksi sebesar ini dapat menyebabkan bencana."
"Sangat tidak bertanggung jawab bagi negara untuk tidak mengambil tindakan nyata terhadap pandemi ini," tutur dokter yang tidak mau menyebutkan namanya tersebut.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)