Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diminta Ganjar Buat APD untuk Jateng, RS Moewardi Hanya Mampu Terbatas: Kami Bukan Produsen Konveksi

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam kunjungannya ke RS Moewardi sempat meminta rumah sakit tersebut untuk memproduksi APD untuk seluruh Jateng.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Diminta Ganjar Buat APD untuk Jateng, RS Moewardi Hanya Mampu Terbatas: Kami Bukan Produsen Konveksi
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah rapat Forkompimda menjelang Natal dan Tahun Baru 2020, Kamis (19/12/2019) 

TRIBUNNEWS.COM - RSUD Moewardi Solo memproduksi alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat (hazardous materials suit) seluruh badan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kunjungannya ke RS Moewardi sempat meminta rumah sakit tersebut untuk memproduksi APD yang didistribusikan ke seluruh Jawa Tengah.

Direktur RSUD Moewardi Solo, Cahyono Hadi menjelaskan bahwa pihaknya hanya bisa memproduksi secara terbatas lantaran memang bukan produsen konveksi.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini disampaikan Cahyono dalam teleconference YouTube KOMPASTV, Selasa (24/3/2020).

Ketika ditaya soal permintaan Ganjar, Cahyono menegaskan pihaknya hanya bisa memproduksi APD secara terbatas.

Meski RS Moewardi sudah melibatkan penjahit langganannya, namun tetap saja produksi maksimal hanya mencapai 300 buah per hari.

Baca: RS Moewardi Produksi APD, Direktur Moewardi Jamin Standarnya: Pernah Dipakai saat Wabah Flu Burung

Baca: RS Moewardi Solo Buat APD Sendiri, Harga Cuma Rp 50 Ribu, Sanggup Produksi 250 per Hari

"Rumah Sakit Moewardi kan bukan produsen konveksi," tegas Cahyono.

Berita Rekomendasi

"Memang kita bisa membantu, memperbanyak produksi, dengan melibatkan beberapa penjahit yang sudah menjadi penjahit langganan baju RS Moewardi," terang Cahyono.

"Tapi bagaimana pun juga kapasitasnya mungkin kita masih sekitar 200-300 per hari," imbuhnya.

Cahyono menambahkan, jika nanti akan didistribusikan ke seluruh Jateng, maka ia menyalurkannya melalui Dinas Kesehatan Jateng.

"Kita membantunya hanya lewat Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah,"

Cahyono mengakui banyak rumah sakit yang ingin disuplai APD dari RS Moewardi.

Namun Cahyono lebih memilih untuk membagikan cara membuat APD sendiri.

APD tiru model saat flu burung

Dalam wawancara itu, Cahyono menyebut pihak RS Moewardi berinisiatif membuat APD sendiri lantaran langkanya APD di pasaran.

Berawal dari rapat para tenaga medis, akhirnya ditemukan bahan baku yang sesuai.

"Ketika di pasaran, baju cover-all ini habis, maka kita mencari contoh bahannya, kemudian kita rapat dengan staf-staf saya," ungkap Cahyono.

"Kemudian kita mencari bahannya, ternyata bahannya adalah polypropylene spunbond," sambungnya.

Dengan contoh bahan APD yang digunakan saat flu burung, pihak RS Moewardi kemudian memodifikasi dengan perbaikan agar sesuai untuk menangani virus corona.

"Bahan ini pernah dipakai waktu ada wabah flu burung."

"Kemudian kita membuat contoh juga, dengan adanya perbaikan, begitu cocok, maka kita produksi massal," terangnya.

Cahyono menjelaskan bahan baju APD ini sudah sesuai untuk menangani virus corona yang kabarnya sudah bisa tertular melalui udara atau airbone.

Baca: Reisa Broto Asmoro Sebut Masyarakat Punya Peran Penting Cegah Corona, Ini yang Harus Dilakukan

Baca: Mengintip Fasilitas The Media Hotel Jakarta, Penginapan yang Dipakai Tenaga Medis Virus Corona

"Seperti kita ketahui, virus corona itu menular lewat droplet, dan lewat airborne," ujar Cahyono.

"Baju ini adalah seperti sponge, jadi kalau ada droplet dari riak seseorang, orang berbicara, dia akan menempel, dan virus tidak bisa menembus," paparnya.

Namun yang menjadi masalah adalah penggunaan APD yang sekali pakai sehingga menuntut untuk produksi terus-menerus.

"Cuma yang menjadi masalah, pakaian ini sekali pakai, buang," kata Cahyono.

"Kita bisa menjamin bahwa hazmat suit ini tidak akan menulari para penggunanya," ungkapnya.

Berikut video lengkapnya:

Salurkan ke Dinkes Jateng

Kabid Pelayanan RSUD Moewardi Solo Bambang SW menjelaskan soal produksi APD RS Moewardi dalam wawancara unggahan YouTube KOMPASTV, Senin (23/3/2020).

Bambang menjelaskan proses produksi APD ini tidak boleh sembarangan dan harus benar-benar steril.

"Buatannya supaya tetap steril, kita perhatikan, yang menjahit tetap harus cuci tangan, pakai handrub, pakai masker," ujar Bambang.

Bambang menyebut pembuatan APD ini sebenarnya untuk pihak RS Moewardi saja lantaran APD kini langka di mana-mana.

Namun lantaran RS Moewardi milik Pemprov Jateng, maka dari itu rumah sakit ini siap untuk mendistribusikan ke rumah sakit lain di Jateng.

"Ini sebetulnya untuk keperluan internal. Kalau untuk seluruhnya kan harus punya AKD (izin produksi), kami enggak punya, jadi ini internal, " terang Bambang.

"Ini untuk internal rumah sakit dan tentunya untuk kebutuhan kalau provinsi, Dinkes, kan sama saja dengan rumah sakit."

"Kalau Dinkes minta ya kita buatkan," ujarnya.

Diketahui, harga APD cukup terjangkau, yakni Rp 50 ribu, sedangkan harga normal APD bisa mencapai Rp 150 ribu ke atas.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun sudah meninjau produksi APD itu dan sangat mengapresiasinya.

"RS Moewardi dengan kreatif membuat sendiri, harganya jauh lebih murah," puji Ganjar dalam kunjungannya ke RS Moewardi.

Ganjar kemudian mengimbau rumah sakit di Jateng untuk memesan APD buatan RS Moewardi melalui Dinas Kesehatan Jateng.

"Maka, kepada rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jawa Tengah, Anda boleh kontak ke Dinas Kesehatan Provinsi agar kita menyiapkan dengan baik," imbaunya.

"Sehingga tidak ada lagi (kekurangan)," tambahnya.

Baca: Tiba di Indonesia Raul Lemos, Krisdayanti dan Dua Anaknya Jalani Pemeriksaan Kesehatan Berlapis

Baca: DPRD DKI Nekat Jadwalkan Voting Cawagub Jumat Besok di Tengah Wabah Corona

Ganjar mengaku senang dengan langkah cepat dan kreatif RS Moewardi yang bisa meringankan beban pemerintah pusat.

"Kita di daerah membantu pusat, jangan membebani pusat, dengan cara kita mesti inovatif, mesti kreatif, dengan cara yang seperti ini," kata Ganjar.

Dalam kunjungannya itu, Ganjar juga meninjau produksi hand sanitizer oleh mahasiswa yang bisa didistribusikan ke tempat-tempat yang membutuhkan.

"Belum lagi tadi banyak pelajar bisa membuat seperti ini, dan ini bisa kita bagikan," ujar Ganjar sambil mengangkat jeriken berisi hand sanitizer.

Kini, Ganjar tengah mendorong produksi masker untuk didistribusikan di seluruh Jateng.

"Tinggal satu lagi nanti PR-nya. Hari ini kita lagi mau ngecek ke pabrik masker untuk kita melihat persediaannya," tandasnya.

Berikut video lengkapnya:

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas