PPNI Imbau Masyarakat Tak Beri Stigma Negatif pada Tenaga Kesehatan: Perawat Punya Tanggung Jawab
persatuan perawat mengimbau agar masyarakat tidak memberi srigma negatif atau khawatir pada pekerjaan tenaga medis.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini stigma negatif bermunculan kepada tenaga kesehatan yang bertugas merawat pasien positif Covid-19.
Stigma tersebut muncul atas dasar ketakutan masyarakat yang menganggap tenaga kesehatan dapat membawa virus.
Alhasil, satu di antara perawat RSUP Persahabatan sampai diusir dari indekosnya.
Sebenarnya apakah benar perawat membawa virus dan bagaimana protokol tenaga kesehatan saat selesai bertugas?
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah menjelaskan para perawat telah melalui protokol kesehatan yang ketat setelah selesai bertugas.
Baca: UPDATE Kasus Corona 25 Maret di Indonesia: Naik Jadi 790 Kasus, 58 Meninggal, 31 Sembuh
Protokol ketat itu menjamin para perawat tidak membawa penyakit usai berkontak dengan pasien di rumah sakit.
Terlebih, bagi para perawat yang bekerja siang-malam di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Pertama, ketika sampai ke rumah sakit, mereka harus mengganti pakaian yang memang digunakan untuk merawat pasien."
"Mereka tidak boleh membawa atau memakai pulang pakaian yang mereka kenakan di rumah sakit," terang Harif kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).
Harif juga mengungkapkan, para perawat diharuskan mandi dengan disinfektan di rumah sakit ketika selesai bertugas.
Kemudian, para perawat pun diwajibkan mematuhi prinsip-prinsip pencegahan penularan virus selama perjalanan menuju tempat tinggal.
Menurutnya, para perawat sudah paham betul dengan protokol tersebut guna tidak membawa penyakit dari rumah sakit ke lingkungan sekitarnya.
Baca: 3 Tips Jaga Kesehatan Ala T.M Ichsan: Mulai Latihan Rutin hingga Jaga Pola Makan
Pasalnya, sebelum pandemi Covid-19 merebak, mereka juga sudah sering berinteraksi dengan pasien-pasien dengan penyakit menular lain.
"Misalnya TBC. Transmisi (penularan) juga sama melalui droplet (percikan), walaupun tak seprogresif penularan Covid-19."
"Tapi transmisinya sama. Maka protokolnya, pada prinsipnya, juga sama," jelas Harif.
Tak perlu khawatir dengan pekerjaan perawat
Harif Fadhillah pun mengimbau agar masyararakat tidak perlu khawatir.
Pasalnya, para perawat amat memahami cara penanganan pasien dan bagaimana antipasi pencegahan penularannya.
"Saya kira tenaga kesehatan itu sangat tahu bagaimana cara mereka menanagani pasien daripada masyarakat."
"Tenaga kesehatan tahu dan sadar cara untuk mencegah penualaran," ungkap Harif kepada Tribunnews.com, Selasa (24/3/2020).
Sebab, selain merawat pasien di rumah sakit, perawat juga punya tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
Menurut Harif, seharusnya masyarakat senang jika di lingkungan sosialnya terdapat perawat.
Artinya masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait COVID-19 dengan lebih mudah.
Baca: Mengintip Fasilitas The Media Hotel Jakarta, Penginapan yang Dipakai Tenaga Medis Virus Corona
"Perawat itu harus jadi contoh peran yang baik untuk perilaku sehat jadi gak usah takut."
"Bergembira kalau ada tenaga kesehatan di dekatnya, karena dekat dengan agen perubahan dalam bidang kesehatan," kata Harif.
Harif juga mengajak keluarga dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya agar menerima dan memberikan semangat terhadap profesi perawat di tengah pandemi COVID-19.
"Yakinlah perawat tidak mungkin tega menularkan pada siapapun. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran."
"Teman-teman saya ada yang bekerja di ruang isolasi pulang ke rumah gak ada masalah diterima di keluarga," kata Harif.
(Tribunnews.com/Maliana/Apfia Tioconny Billy, Kompas.com/Vitorio Mantalean)