ODP Covid-19 di Sumut Melonjak Jadi 3.880 Kasus
Dokter Aris Yudhariansyah mengatakan bahwa saat ini pasien yang berstatus PDP berjumlah 71 orang
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - DR Aris Yudhariansyah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara menyampaikan update info Terkait Covid-19.
Dalam paparannya, Aris Yudhariansyah memaparkan data-data jumlah kasus terkait Covid-19 yang terjadi di Sumatera Utara Hingga Kamis (26/3/2020) pukul 17.00 WIB
"Saat ini ada 3 pasien sembuh, Pasien Dengan Pengawasan 71 Kasus, Pasien yang Negatif 6 Kasus, Pasien Positif 9 Kasus dan ODP ada 3.880 Kasus," ujarnya melalui livestreaming pada Kamis (26/3/2020) sore.
Dokter Aris Yudhariansyah mengatakan bahwa saat ini pasien yang berstatus PDP berjumlah 71 orang dari sebelumnya 55 orang.
"Sehingga ada kenaikan lebih kurang 22,5 persen yang tersebar di 5 kabupaten/kota yang ada di provinsi Sumatera Utara," ungkap Aris.
Baca: Ridwan Kamil Akan Berikan Bantuan untuk Keluarga Tak Berpenghasilan Terdampak Covid-19 di Jawa Barat
Baca: Tak Ikut Tahlilan, Jokowi Langsung Bertolak ke Jakarta Setelah Ikuti Prosesi Pemakaman Sang Ibunda
Baca: YLKI Usulkan Tarif Listrik Diturunkan untuk Ringankan Ekonomi Masyarakat Akibat Corona
Selain itu, jumlah ODP di Sumatera Utara mengalami lonjakan sekitar 35,8 persen dari hari sebelumnya.
"ODP saat ini berjumlah 3.080 orang dari hari sebelumnya berjumlah 1976 orang. Paling besar berada di Deliserdang dan disusul Kota Medan," sambung Aris.
Sementara itu, jumlah pasien yang yang dinyatakan positif Covid-19 di Sumatera berjumlah 9 orang yang mana satu di antaranya meninggal dunia.
"Sementara 8 orang menjalani perawatan di RSUP Haji Adam Malik," sambungnya.
Lebih lanjut Aris menerangkan, dalam upaya pencegahan Covid-19, agar tetap melaksanakan sosial distancing yang saat ini diterjemahkan menajdi physical distancing.
Yang artinya, kata Aris, bukan hanya menjaga diri untuk tidak di luar rumah melainkan di dalam rumah juga tetap diterapkan.
Mana kala merasa tidak enak badan dengan gejala mirip influenca, sambungnya, maka diharapkan agar segera mengakses ke fasilitas kesehatan untuk bisa berkonsultasi.
Selanjutnya menggunakan masker saat batuk atau tidak sehat, sehingga droplet tidak menyebar kemana-mana.
"Apabila sudah seperti ini adalah supaya dapat mengkarantina diri. Selain itu yakinkan kita untuk tidak akan menularkan ke orang lain," terangnya.
Dalam hal ini, Aris mengatakan bahwa karantina diri menjadi sangat penting.
Karena apabila Covid-19 menyerang usia muda yang kondisi fisiknya bagus dan status imunitasnya juga baik, mungkin tidak akan menimbulkan gejala atau hanya gejala ringan.
Akan tetapi dia sebetulnya sudah menjadi pembawa virus.
"Sehingga apabila tidak diisolasi bisa saja saudara kita, orang tua kita yang sudah sejak awal menderita penyakit kronis akan menajga kelompok yang sangat rentan terhadap infeksi virus corona," katanya.
Dalam penanganan Covid-19 sudah mempersiapkan rumah sakit rujukan, di mana salah satunya adalah RS GL Tobing, kemudian Marta Friska, tempat isolasi di BP SDM Provinsi Sumut, Wisma Atlet Pancing dan beberapa Rumah Sakit lain.
Tidak hanya itu, saat ini Gugus Tugas juga sudah menerima pengiriman barang-barang berupa alat bantu untuk menegakkan diagnosa penderita Covid-19.
Antara lain 3.600 set alat periksa cepat (rapid test), 1.000 VTM yang digukan untuk pemeriksaan swab, serta 3 500 set APD yang akan segera di distribusikan ke Rumah Sakit yang merawat pasien Covid-19.
"Pemerintah pusat juga sudah membagi katagori prioritas yang akan mendapat rapid test ini, ialah mereka yang mendapatkan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi Covid-19, serta tenaga medis yang melakukan pelayanan terkait virus corona, bahkan termasuk petugas front office juga menjadi prioritas," pungkasnya.
Anjuran Tim Penanganan Covid-19
Dalam paparan tersebut, dia menegaskan agar warga Sumatera Utara melakukan physical distancing.
Sebelum munculnya istilah physical distancing, masyarakat sudah mendapat informasi perihal social distancing, sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
"Tetap melakukan social distancing yang saat ini diterjemahkan dengan physical distancing, menjaga untuk tidak berada di luar rumah tapi di dalam rumah pun tetap kita laksanakan," ungkapnya saat memaparkan Terkait info update Covid-19 di Wilayah Sumatera Utara pada Kamis (26/3/2020).
Aris Yudhariansyah juga menyampaikan kepada seluruh warga Sumut agar setiap orang yang merasa diri mengalami gejala-gejala yang mirip dengan Covid-19 agar segera berkonsultasi dengan pihak pelayanan kesehatan yang terdekat.
"Selanjutnya kepada masyarakat dapat memahami penyakit ini secara betul, sehingga kemudian tidak perlu kepanikan-kepanikan manakala dirinya terkena yang mirip gejala-gejala influenza, maka segera mengakses fasilitas layanan kesehatan untuk dapat berkonsultasi," ujarnya.
Dia juga melanjutkan dengan penegasan penggunaan masker.
"Selanjutnya, menggunakan masker pada saat dan batuk dan kurang sehat, sehingga pada saat batuk dan bersin, kita tidak menyebabkan droplet dalam tubuh kita bisa bertebaran dimana-mana," tambahnya.
Lagi, dua tetap mengajak masyarakat Sumatera Utara lebih terbuka berkonsultasi dengan pihak pelayanan kesehatan terdekat terkait Covid-19.
"Masyarakat bisa berkonsultasi dengan fasilitas mana saja terdekat dimana kita tinggal. Sehingga bisa di screening awal apakah penyakit tersebut yang disebabkan Covid-19, atau bukan Covid-19," lanjutnya.
"Oleh karena itu, janganlah bosan-bosan berkonsultasi di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat sehingga informasi yang bapak/ibu dapatkan adalah informasi yang tepat," tambahnya.
Aris Yudhariansyah menghimbau bahwa konsultasi tersebut akan memampukan pihak pelayanan kesehatan memberikan arahan lebih lanjut agar pencegahan penyebaran Covid-19 ini lebih optimal.
"Dan kita dapat mengambil langkah-langkah berikutnya, sehingga kita tidak menimbulkan kepanikan-kepanikan yang ada di masyarakat," tambahnya.
"Berikutnya apabila kita sudah mampu melakukan ini, maka ada upaya yang kita lakukan, yaitu karantina diri. Ini penting manakala kita mengalami gejala-gejala seperti influenza, maka yang perlu dilakukan pertama sekali adalah yakinkan bahwa kita tidak melakukan penularan penyakit ini kepada orang lain," lanjutnya.
Kembali ditegaskan bahwa penggunaan masker, tinggal di dalam rumah serta tindak lainnya adalah upaya mencegah penyebaran Covid-19.
"Oleh sebab itu, gunakan masker, tinggal di dalam rumah, jaga jarak dengan anggota keluarga yang lain, serta jangan lupa jaga kebersihan," terangnya.
"Bisa saja pada saat kita batuk, hal itu mengenai barang-barang dan barang itu disentuh orang lain, dan hal itu bisa membuat orang lain terinfeksi Covid-19," tambahnya.
Aris Yudhariansyah memberikan keterangan bahwa secara tak sadar kondisi kaum muda yang memiliki daya tahan tubuh bagus bisa saja sudah menjadi pembawa Covid-19.
"Apabila Covid-19 menyerang kaum muda yang kondisi fisiknya bagus, status imunitasnya juga baik, mungkin tidak memberikan gejala-gejala atau hanya memberikan gejala ringan, atau bahkan tidak memberikan gejala-gejala apapun. Tetapi ingat, dia sudah menjadi pembawa virus," terangnya.
"Apalagi kita tidak langsung melakukan isolasi dengan baik, maka kemungkinan orang yang kemudian kita jumpai yang daya tahan tubuhnya lebih lemah atau memiliki penyakit-penyakit kronis, maka merekalah yang kemudian rentan terhadap infeksi Covid-19 ini," pungkasnya.
Jumlah Positif Covid-19 Bertambah 103, Total 893 Kasus di Indonesia
Pemerintah memperbarui data pasien positif virus corona atau kasus Covid-19 di Indonesia pada Kamis (26/3/2020) sore.
Berdasarkan data yang dihimpun sejak Rabu (25/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00, ada penambahan 103 pasien.
Dengan demikian, total ada 893 kasus Covid-19 di Indonesia.
Informasi ini disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Kamis sore ini.
"Ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 103 orang, sehingga totalnya 893 (kasus)," kata Yurianto.
Yuri juga menjelaskan bahwa penambahan besar terjadi setidaknya di dua provinsi, yaitu DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data pemerintah, di DKI Jakarta ada penambahan 53 pasien dalam 24 jam terakhir. Sedangkan di Sulawesi Selatan jumlah kasusnya bertambah 14 pasien.
"Didominasi (kasus baru) banyak di DKI Jakarta. Sulawesi Selatan juga terjadi kasus penambahan cukup banyak, hendaknya jadi atensi kita semua dalam mewaspadai ini," kata Achmad Yurianto.
Dia memaparkan, hingga hari ini, ada 35 pasien yang telah dinyatakan sembuh setelah sebelumnya dinyatakan positif virus corona, atau bertambah 4 pasien.
Kemudian, total ada 78 pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Angka pasien meninggal ini bertambah 20 pasien meninggal dalam 24 jam terakhir.
Tersebar di 27 provinsi
Data pemerintah juga memperlihatkan bahwa ada tiga provinsi yang mencatat kasus perdana Covid-19. Tiga provinsi itu adalah Aceh, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Barat.
Dengan demikian, hingga saat ini, kasus Covid-19 sudah tersebar di 27 provinsi.
Penambahan kasus baru dalam 24 jam terakhir tercatat di 12 provinsi.
Adapun DKI Jakarta menjadi provinsi yang mencatat pertumbuhan tertinggi dalam 24 jam terakhir.
Ada penambahan 53 kasus baru di DKI Jakarta. Dengan demikian, secara total ada 515 pasien Covid-19 di Ibu Kota.
Sulawesi Selatan juga memiliki penambahan kasus tinggi, dengan adanya 14 kasus baru Covid-19.
Berikut data penambahan kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan persebaran provinsi:
1. DKI Jakarta: 53 kasus baru
2. Sulawesi Selatan: 14 kasus baru
3. Jawa Timur: 8 kasus baru
4. Jawa Barat: 5 kasus baru
5. Papua: 4 kasus baru
6. Sumatera Barat: 3 kasus perdana
7. Jawa Tengah: 2 kasus baru
8. Kalimantan Tengah: 2 kasus baru
9. Lampung: 2 kasus baru
10. Aceh: 1 kasus perdana
11. Sulawesi Tengah: 1 kasus perdana
12. Riau: 1 kasus baru
Dalam verifikasi: 7
Total: 103 kasus baru
(Maurits Pardosi)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Jumlah ODP Covid-19 di Sumut Terus Melonjak, Kini Mencapai 3.880 Orang, Terbanyak di Deliserdang