Cerita Pedagang Warteg di Jakarta Terimbas Virus Corona, Pendapatan Menurun Hingga Tak Bisa Mudik
Wati menduga, penyebab merosotnya jumlah pengunjung di wartegnya beberapa hari terakhir ini adalah wabah virus corona (Covid-19).
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wati (36), bukan nama sebenarnya, adalah pemilik warung makan Tegal (Warteg) Ibrajaya yang berada di Jalan Raya Gongseng, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Jumat (27/3) ini, ditemani sang ibunda, wanita kelahiran Tegal, Jawa Tengah itu terlihat sibuk sekali.
Beberapa kali Wati mondar-mandir dan keluar-masuk dapur.
Sesekali Wati terlihat mengusap keringat yang membasahi sekitaran wajahnya yang dibalut kerudung warna ungu bermotif bunga.
Ketika ditanya sedang apa, Wati hanya menjawab, "Saya sedang kerja mas, sedang motong sayur untuk besok pagi," ungkap Wati kepada Tribun.
Warteg Wati tampak sepi pengunjung sore ini.
1 jam sudah berlalu, wartawan Tribun masih duduk seorang diri di warteg yang sekiranya muat untuk 10 pengunjung ini.
Baca: Kontroversi Kebijakan Wali Kota Tegal Cegah Corona, Ganjar Pranowo: Hati-hati dengan Kata Lockdown
Beragam makanan yang telah berjajar, dihidangkan bagi pembeli yang datang ke Warteg Wati pun terlihat masih utuh.
Telur, perkedel, aneka sayur, tumisan, goreng-gorengan dan lauk pauk seperti daging terlihat masih banyak.
Ayam goreng dan opor ayam pun sama, masih utuh.
Sekira pukul 16:45 WIB, Wati menghampiri Tribun.
Kepada Tribun Wati bercerita, beberapa hari terakhir, tepatnya mulai Rabu minggu lalu, jumlah pengunjung wartegnya terus menurun.
Jumat ini pembeli di wartegnya pun tidak sampai 20 orang.
Baca: Fakta-fakta Tegal Dikabarkan Local Lockdown Corona, Statemen Wali Kota & Gubernur
"Dari Rabu minggu lalu mulai sepi. Pembeli terus berkurang, hari ini saja sepertinya belum ada 20 orang yang datang beli," kata Wati bercerita kepada Tribun.
"Tapi kalau yang beli kopi banyak. Orang di konter HP sebrang atau orang bengkel sebelah," imbuh Wati.
Wati menduga, penyebab merosotnya jumlah pengunjung di wartegnya beberapa hari terakhir ini adalah wabah virus corona (Covid-19).
Sebagaimana diketahui, pemerintah menerapkan kebijakan physical distancing dalam rangka mencegah meluasnya penularan pandemi tersebut.
Menurunnya jumlah pengunjung berimbas pada pemasukan Wati sebagai pedagang.
Ia tak merinci jumlah pendapatannya jika di hari biasa sebelum Covid-19 mewabah.
Namun, ia memastikan pendapatnya menurun signifikan.
Baca: Setelah Tegal, Tambun dan Cibitung Dikabarkan Di-Lockdown, Ini Penjelasan Kapolres
"Sepertinya karena Corona ini mas, orang-orang kan enggak boleh keluar. Warung saya kalau sepi gini pendapatan juga turun signifikan, yang pasti turun jauh," katanya.
Ia pun sejatinya tak pernah menyangka virus corona akan berimbas pada mata pencariannya.
Wati pun berharap agar virus ini segera ditangani pemerintah.
Alasannya, pendapatannya akibat kebijakan physical distancing terus merosot.
"Kalau bisa sih cepat-cepat ditangani ini virusnya, warung saya sepi terus," katanya singkat.
Selain itu, sebagai orang asli Tegal, Wati mengaku kecewa atas kebijakan lockdown yang diterapkan Walikota Dedy Yon Supriyono.
Diketahui, Dedy Yon memberlakukan lockdown selama 4 bulan ke depan di mana akses keluar masuk kota Tegal akan dihentikan per tanggal 30 Maret sampai 30 Juli 2020.
Keputusan lockdown diambil Dedy lantaran seorang warga Tegal dinyatakan positif virus corona.
Langkah tersebut memang upaya yang terbukti efektif dalam mencegah penularan virus corona.
Namun, bagi Wati hal tersebut terbilang cukup mengecewakan.
Ia tak bisa mudik untuk merayakan lebaran bersama keluarga besarnya di Tegal terimbas kebijakan lockdown tersebut.
"Kecewa pastinya. Sebelumnya berencana mau mudik biar bisa lebaran bareng keluarga di sana (Tegal)," katanya.
"Tapi kalau untuk kebaikan bersama mengapa tidak. Kalau penangan virus ini harus begitu (lockdown) ya saya pun cuma bisa maklum jadinya," kata Wati menambahkan.
Wati berharap agar virus corona bisa segera teratasi.
Ia sedianya telah mengalami banyak kerugian terimbas virus corona.
Mulai dari tak bisa mudik hingga mengalami penurunan signifikan pada pendapatannya sebagai seorang pedagang.
"Saya harap virus ini bisa segera diatasi lah pokoknya. Saya kira bukan cuma saya yang rugi banyak, pedagang lain juga. Udah gitu saya juga tidak bisa mudik," kata Wati.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.