Satu Pasien Covid-19 Rujukan Meninggal, Ini Pernyataan RS National Hospital
Menjawab sejumlah sangkaan, Prof Hananiel Prakasya Widjaya selaku CEO National Hospital angkat bicara.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kabar seorang pasien positif virus corona yang meninggal dunia di Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya pada Rabu (25/3/2020) lalu diperbincangkan publik.
Terlebih adanya dugaan pasien covid-19 itu dirujuk dari National Hospital sebelum meninggal dunia.
Menjawab sejumlah sangkaan, Prof Hananiel Prakasya Widjaya selaku CEO National Hospital angkat bicara.
Dijelaskannya, National Hospital merupakan satu dari 63 rumah sakit rujukan bagi penderita virus corona di Jawa Timur.
Oleh karena itu, pihaknya sebaik mungkin melayani seluruh pasien, baik dalam status Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona.
Hanya saja lanjutnya, National Hospital memiliki keterbatasan kapasitas, yakni hanya sebanyak tiga ruangan yang dapat menampung sebanyak tiga orang pasien.
"National Hospital adalah salah satu rumah sakit rujukan di Jawa Timur, dari 63 rumah sakit yang ditunjuk oleh Gubernur. Tentu ini merupakan misi sosial kami, jadi kita siapkan sebaik mungkin untuk melayani pasien, dalam hal ini ODP dan TDP," ungkap Prof Hananiel Prakasya Widjaya dihubungi pada Kamis (26/3/2020).
"Cuma memang kapasitas kami kan terbatas, jadi kita punya kapasitas ruang isolasi itu hanya ada tiga ruang, untuk tiga pasien," tambahnya.
Selain itu, lewat sejumlah keterbatasan, pihaknya mengaku tetap melayani pasien, yakni mempersiapkan ruang Intensif Care Unit (ICU) dan ruang high care unit yang dilengkapi dengan ventilator bagi pasien.
"Jadi ada dua ruangan yang kita jadikan ruang penanganan pasien corona, tapi ruang isolasinya hanya tiga. Dan kita juga sudah siapkan ruang ICU dan ruang high care unit dengan ventilator untuk pelayanan ini," ungkap Prof Hananiel Prakasya Widjaya.
Oleh karena itu, anggapan National Hospital merujuk pasien positif virus corona karena status pasien ditegaskannya tidak benar.
Alasannya diungkapkan Prof Hananiel Prakasya Widjaya karena kapasitas rumah sakit sudah penuh.
"Jadi bukan karena ada pasein yang covid positif terus kita rujuk, bukan. Tapi karena kapasitas kita sudah penuh," ungkap Prof Hananiel Prakasya Widjaya.
"Jadi itu lah yang menjadi kondisi, kesannya kita seolah-olah merujuk pasien covid positif, tidak sebenarnya. Alasannya karena kapasitas kita sudah penuh dan dalam melayani itu ada standarnya," jelasnya.