Kriteria Pasien yang Bisa Dirujuk ke RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet
Agung mengatakan kriteria pertama adalah pasien yang memiliki gejala kondisi sakit ringan hingga sedang.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dansatgas Kesehatan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Brigjen TNI Agung Hermawanto mengungkap kriteria-kriteria pasien yang dapat dirujuk ke rumah sakit di kawasan Sunter tersebut.
Agung mengatakan kriteria pertama adalah pasien yang memiliki gejala kondisi sakit ringan hingga sedang.
"Pertama, pasien rujukan dari RS dengan gejala kondisi sakit ringan sampai sedang karena Covid-19," ujar Brigjen TNI Agung Hermawanto dalam konferensi pers, di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2020).
Kriteria kedua, kata dia, adalah masyarakat atau orang-orang yang merasakan gangguan atau gejala-gejala sakit dikarenakan Covid-19.
Dia menjelaskan pihak keluarga dari penderita atau pasien Covid-19 juga dapat meminta dijemput dari pihak RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet.
Informasi atau panggilan kepada RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet dapat diakses melalui 119 dengan extension 9.
"Biasanya dari keluarga menginformasikan agar penderita Covid-19 di daerah atau di tempatnya nanti bisa dijemput untuk dilakukan isolasi atau karantina di RS Darurat Covid-19 ini," tandasnya.
Baca: Syarat Lengkap Dapat Kartu Pra Kerja bagi Korban PHK Dampak Corona, Digaji 1 Juta per Bulan
Baca: Bintang Juventus, Paulo Dybala Kabarkan Kondisi Terbaru Pasca Positif Corona
Pasien Boleh Berjalan-jalan di Lorong
Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Wisma Atlet membantah kabar yang menyebutkan pasien virus corona yang dirawat di RS darurat itu mendapatkan karantina secara ketat.
Dansatgas Kesehatan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Brigjen TNI Agung Hermawanto mengatakan pasien di RS Darurat Covid-19 justru boleh berjalan-jalan di lorong lantai tempatnya dirawat.
"Pasien dalam hal ini boleh berjalan-jalan di lorong tersebut. Harapan kami karantina juga bukan yang strict seperti menahan pasien," ujar Agung, dalam konferensi pers di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2020).
Pihaknya juga menyediakan dispenser di masing-masing ruangan, sehingga pasien bisa ke luar untuk minum.
Akan tetapi, ia menyadari masih adanya kekurangan seperti kejenuhan karena belum adanya sarana hiburan seperti televisi.