Prediksi Kapan Virus Corona Berakhir Jika Masyarakat Disiplin Lakukan Physical Distancing
Alumnus Matematika UI memprediksi kapan pandemi corona berakhir menggunakan permodelan matematika.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Perkembangan penyebaran virus corona (COVID-19) di Indonesia terus meningkat.
Jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 telah menembus angka seribu.
Lantas, sampai kapan kita harus berjuang melawan pandemi ini?
Alumnus Departemen Matematika Universitas Indonesia (UI) mencoba menjawab pertanyaan tersebut menggunakan sebuah permodelan matematika.
Dalam Simulasi COVID-19 yang dibuat oleh Barry Mikhael Cavin, Rahmat Al Kafi, Yoshua Yonatan Hamonangan, serta Imanuel M. Rustijono ini, terdapat tiga skenario yang memprediksi akhir pandemi COVID-19 di Indonesia.
Baca: UPDATE Virus Corona 31 Maret di Indonesia: Total 1.528 Kasus Positif, 136 Meninggal Dunia, 81 Sembuh
Menurut Barry, Simulasi COVID-19 ini mereka buat dengan mencari referensi dari sebuah grup yang memang melakukan studi tentang COVID-19 di China.
Mereka kemudian mengimplementasikan metode yang ada pada data kasus kumulatif di Indonesia sejak tanggal 2 Maret 2020 hingga 29 Maret 2020.
"Jadi mereka melakukan pemodelan matematika tentang kasus-kasus di China, dimana China itu kan kurvanya udah selesai ya, jadi mereka studinya udah lebih established lah, modelnya udah baik gitu," terang Barry saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (31/3/2020).
"Jadi kami coba pakai metode mereka untuk diimplementasikan ke data yang kita punya sekarang di Indonesia, tambahnya.
Dalam simulasi ini, Barry menerangkan, terdapat empat kelompok populasi.
Di antaranya yaitu populasi masyarakat Indonesia yang memungkinkan terjangkit oleh virus corona, kemudian kelompok infected (I), yaitu individu yang terinfeksi namun belum menunjukkan gejala.
Adapun kelompok reported (R), yaitu masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Selanjutnya, yaitu kelompok unreported (U).
Kelompok U ini merupakan individu-individu yang terinfeksi COVID-19 namun tidak melapor karena tidak merasakan gejala yang berat ataupun karena alasa lain.