Sama-sama Usul ke Jokowi, Ini Saran Anies Baswedan & Sri Sultan Cegah Corona
ANies Baswedan dan Sri Sultan sama-sama punya usul ke Presiden Jokowi, seperti ini saran mereka cegah corona
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
![Sama-sama Usul ke Jokowi, Ini Saran Anies Baswedan & Sri Sultan Cegah Corona](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-buka-asaff-2020_20200312_184304.jpg)
Fadjroel menyampaikan dalam menangani Covid-19 saat ini, pemerintah masih mengupayakan pembatasan sosial berskala besar dan physical distancing.
![Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/juru-bicara-kepresidenan-fadjroel-rachman-di-kompleks-istana-kepresidenan-812.jpg)
"Dari pernyataan presiden yang jadi arahan di Ratas pada Senin, 30 Maret 2020, apa yang menjadi prinsipnya yang pertama yakni asas keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," kata Fadjroel.
"Adapun penerapan tentang darurat sipil hanya menjadi langkah terakhir apabila pembatasan sosial berskala besar plus pendisiplinan hukum ini tidak berjalan semestinya," imbuhnya.
Kemudian Jubir Presiden ini menyinggung terkait kondisi di India terkait penanganan Covid-19.
Dimana darurat sipil akan di berlakukan jika keadaan sudah mengkhawatirkan.
"Seperti yang kita lihat di India misalkan, Nah itu sudah menuju ke arah apa yang di dalam peraturan pemerintah pengganti UU No 23 Tahun 1959," ujarnya.
"Itu disebut sebagai suatu keaadaan yang dikhawatirkan tidak dapat lagi diatasi melalui alat-alat perlengkapan secara biasa," kata Fadjroel.
Sehingga kata Fadjorel jika melihat kondisi di tanah air saat ini, Presiden menuturkan pembatasan sosial berskala besar dan pendisiplinan hukum sudah cukup dijalankan.
Lanjut Fadjroel, hingga pandemi Covid-19 ini nanti dicabut oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).
"Sampai hari ini Presiden Joko Widodo menganggap apa yang dikerjakan oleh pemerintah sudah cukup dengan pembatasan sosial berskala besar, serta pendisiplinan hukum yang dijalankan melalui maklumat Kapolri dengan berbasis KUHP," tegasnya.
"Hingga Minggu, 29 Maret 2020 dilaporkan oleh Kapolri misalnya, pendisiplinan hukum denngan pembubaran kerumunan sudah berjumlah 10.424 kegiatan," ungkapnya.
"Sehingga Presiden Joko Widodo berharap hal ini, pendisiplinan hukum ini sudah cukup, sehingga kita tidak perlu melompat kepada langkah terakhir yaitu apa yang disebut Darurat Sipil," kata Fadjroel.
Lebih lanjut, Fadjroel mengungkapkan pemerintah saat ini berharap tidak melangkah dengan menerapkan darurat sipil.
Karena menurutnya langkah tersebut dapat memicu kekacauan seperti yang terjadi di India saat ini.