Penyebab Jumlah Pasien Meninggal di Indonesia Lebih Banyak dari yang Sembuh Versi dr. Erlina
Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Erlina Burhan menjelaskan terkait jumlah pasien meninggal lebih banyak dibanding yang sembuh.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Jadi tentu saja kalau pembaginya sedikit seolah-olah jadi besar," lanjutnya.
Jumlah rumah sakit rujukan yang tersebar di seluruh Indonesia juga terbatas.
Diketahui hanya ada 132 rumah sakit yang menerima pasien Covid-19.
dr. Erlina menambahkan, tak pernah bosan untuk mengingatkan agar tidak banyak pasien yang dirawat.
Karena untuk mendapatkan perawatan butuh tenaga medis yang lebih agar dapat memberikan pelayanan yang baik.
dr. Erlina juga merasa saat ini dinas kesehatan sudah keteteran untuk melakukan tracing.
Seharusnya, untuk melakukan tracing dapat dibantu oleh level terendah di masyarakat.
Baca: Kondisi Terkini Detri Warmanto, Rontgen Paru-Paru dan Tes Darah Normal, Masih Tunggu Hasil Swab
Baca: KRONOLOGI Andrea Dian Positif Corona, Mulai dari Demam Hanya di Malam Hari hingga Lakukan Tes Swab
Yakni mulai dari RT dan RW hingga ke bagian kelurahan.
Level tersebut dapat membantu untuk mencari tahu orang yang pernah berinteraksi dengan pasien positif.
"Jadi memang rumah sakit terbatas, saya tidak bosan-bosan untuk mengatakan jangan sampai banyak orang yang dirawat," ungkap dr. Erlina.
"Kalau dirawat artinya apa, berat, butuh perawatan rumah sakit."
"Saya merasa sebetulnya dinas kesehatan sudah kalang kabut tapi mereka mungkin tidak cukup orangnya," ucap dia.
"Harus dibantu oleh local government, RT, RW atau kelurahan ikut mencari siapa saja yang berinteraksi," ujarnya.
Kemudian apabila sudah menemukan orang tersebut, dr. Erlina terus menyarankan untuk melakukan pemeriksaan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.