Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebab Jumlah Pasien Meninggal di Indonesia Lebih Banyak dari yang Sembuh Versi dr. Erlina

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Erlina Burhan menjelaskan terkait jumlah pasien meninggal lebih banyak dibanding yang sembuh.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Penyebab Jumlah Pasien Meninggal di Indonesia Lebih Banyak dari yang Sembuh Versi dr. Erlina
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Covid-19 

dr. Erlina kemudian memberikan dua contoh negara yang mampu mengendalian penyebaran corona.

Di Korea Selatan sendiri, pihak kesehatan melakukan tes swab kepada 15.000 warganya setiap hari.

Negara Jerman, juga melakukan banyak pemeriksaan bahkan terdapat istilah drive thru.

"Dan kalau sudah ditemukan dites. Itu Korea Selatan melakukan swab itu 15 ribu per hari," jelas dr. Erlina.

"Kemudian juga di Jerman banyak melakukan, bahkan mereka ada istilah drive thru," lanjutnya.

Baca: RS Darurat Covid-19 Rawat 428 Pasien: 105 Positif Virus Corona, 242 PDP, 81 ODP

Baca: Masuk 8 Pasien Baru, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kini Rawat 242 PDP

Pemerikaan drive thru merupakan metode pengecekan yang mudah untuk dilakukan.

Masyarakat tidak perlu menuju rumah sakit agar dapat melakukan pemeriksaan.

Berita Rekomendasi

Dalam metode itu disediakan beberapa posko yang nantinya bisa didatangi oleh masyarakat.

Dengan cara tersebut, dr. Erlina mengungkapkan dapat menemukan pasien-pasien baru yang ternyata terpapar corona.

Pasien itu bisa saja menunjukkan gejala ringan.

Hingga bahkan termasuk ke dalam orang tanpa gejala (OTG).

Untuk pasien yang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, dr. Erlina menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri.

Nantinya pasien tersebut bisa sembuh dan kembali menjadi negatif corona.

"Jadi pemeriksaan itu mudah sekali, orang tidak perlu ke rumah sakit," terang dr. Erlina.

"Ada posko yang bisa didatangi oleh masyarakat."

"Dan dengan demikian akan ditemukan pasien-pasien yang positif tapi masih ringan atau bahkan tanpa gejala," ujar dia.

"Ini cukup di rumahkan saja, karantina sendiri di rumah bisa sembuh dan jadi negatif," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Febia Rosada)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas