Lapor ke Ma'ruf Amin, Anies Baswedan Sebut Jakarta Mengkhawatirkan hingga Minta Perbanyak Swab Test
Gubernur Anies Baswedan membeberkan laporan perkembangan dan penanganan kasus covid-19 atau virus corona di wilayah DKI Jakarta.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan laporan perkembangan dan penanganan kasus covid-19 atau virus corona di wilayah DKI Jakarta melalui video conference, Kamis (2/4/2020).
Anies melaporkan Jakarta dalam kondisi mengkhawatirkan.
Anies mengungkapkan pihaknya tidak hanya melihat data resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Namun, Anies juga melihat data pemakaman di DKI Jakarta.
Anies menduga jumlah kasus corona di Jakarta yang sesungguhnya lebih dari data yang dilaporkan Kemenkes.
"Kenapa kami melihat bukan saja Kementerian Kesehatan, tetapi juga pemakaman, karena sebagian dari yang terkena covid, belum tuntas pengetesannya," ujar Anies dilansir siaran langsung Kompas TV.
Baca: Ekonom: Waspadai Kenaikan Inflasi, Akhir 2020 Bisa Mencapai 3,3 Persen
Baca: Jokowi Berikan Waktu 48 Jam kepada Terawan untuk Selesaikan Aturan Menteri Terkait PSBB
Anies menyebut jika kasus belum tuntas dan meninggal maka tidak bisa secara resmi disebut pasien covid-19.
"Banyak kasus yang kami temukan, setelah dimakamkan hasil tesnya baru keluar," ujar Anies.
Anies melaporkan, pasien yang meninggal dunia sebelum hasil tes keluar tetap dimakamkan melalui prosedur pasien covid-19.
"Itulah sebabnya kalau ktia lihat angka kasusnya, ini selalu naik," ujarnya.
Anies menyebut penambahan kasus meninggal dunia karena covid-19 di Jakarta kini diangka mencapai 40 kasus per hari.
"Bila kita melihat pelajaran di tempat lain, kasus yang confirmed selalu lebih kecil jumlahnya dibanding senyatanya," ungkap Anies.
Anies menyebut biasanya perlu waktu satu bulan untuk mengetahui jumlah sesungguhnya.
Baca: Polri Tegaskan Tak Akan Tutup Jalan dan Akses Transportasi Tanpa Perintah Pemerintah Pusat
Proyeksi Ribuan kasus di Jakarta
Anies juga melaporkan saat ini kasus kematian karena covid-19 di Jakarta mencapai angka 400.
"Sebutlah tingkat kematiannya 10 persen, maka proyeksi kita saat ini kasusnya sudah ada 4.000 kasus (positif corona) di Jakarta," ujar Anies.
"Bila yang meninggal 5 persen artinya ada 10 ribu kasus," imbuh Anies.
Anies juga menyampaikan kebutuhan akan percepatan tes.
"Jumlah yang hasilnya positif tergantung kecepatan kita melakukan testing," ungkap Anies.
Menurut Anies, karena hanya sedikit yang dites, maka jumlah yang terkonfirmasi positif juga sedikit.
"Kalau yang dites banyak, mungkin kita akan menemukan angka yang lebih tinggi," ujar Anies.
Anies menyebut saat ini curva kasus covid-19 di Jakarta masih meningkat.
"Ini agak mengkhawatirkan," ungkap Aneis kepada Ma'ruf Amin.
Maka dari itu Anies mengungkapkan kepada Wapres tentang pentingnya meningkatkan kemampuan swab test, tak hanya rapid test.
"Yang selama ini kita lakukan adalah alat rapid test, kita perlu meningkatkan test swab, karena tingkat akurasinya cukup tinggi," ujarnya.
Anies juga menyebut saat ini Jakarta sedang membuat laboratorium untuk proses ekstraksi swab test.
"Untuk tes ini tidak hanya dibutuhkan di Jakarta, tapi secara nasional akan membutuhkan," ungkap Anies.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)