Acmad Yurianto Ingatkan Masyarakat Waspadai DBD: Jangan Sampai Ini Memperburuk Pandemi Covid-19
Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di tegah musim pancaroba
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di tegah musim pancaroba pada April hingga Mei ini.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan bila di bulan April dan Mei biasanya angka kasus demam berdarah meningkat.
“Saya ingatkan pada musim pancaroba di bulan April-Mei secara statistik kita masih sering menunjukkan peningkatan kasus demam berdarah," kata Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (3/4/2020).
Dia memintya masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, khususnya memberantas sarang-sarang nyamuk.
Baca: Cerita Sedih Satu Keluarga Dikucilkan di Kampungnya Dituding Covid-19, Nenek dan Cucu Nyaris Diusir
"Jangan sampai ini memperburuk kondisi pandemi Covid-19,” kata Achmad Yurianto.
Karena itu, upaya pemberantasan nyamuk pembawa virus DBD harus dilakukan di lingkungan masyarakat melalui penerapan 3M, yaitu menguras bak penampungan air, menyikat kamar mandi dan tempat yang berpotensi jadi sarang nyamuk, serta menutup tempat penampungan air.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengikuti perkembangan penyakit Covid-19 melalui sumber resmi dari pemerintah seperti website covid19.go.id, call center 119, 117, atau hubungi Halo Kemkes di 15567.
Baca: Pria Ini Dipenjara karena Langgar Karantina, Malah Serang Petugas, Dilumpuhkan Pakai Semprotan Lada
"Sekali lagi, ini cara yang terbaik. Kalau kita akan memutuskan ranti penularan,” kata Achmad Yurianto.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan mencatat pada Januari sampai awal Maret 2020, jumlah pasien meninggal dunia akibat DBD mencapai 94 jiwa.
Dari jumlah itu, pasien terbanyak ditemukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan 29 jiwa, Jawa Barat 15 jiwa, Jawa Timur 11 jiwa.
Tiga provinsi itu merupakan zona merah untuk kasus DBD di Indonesia.
Baca: Tenaga Medis Garda Terdepan Antisipasi Penyebaran Corona
Sementara itu, tujuh orang meningga dunia akibat DBD juga ditemukan di Provinsi Lampung, empat orang di Jawa Tengah, tiga di Bengkulu, dan tiga di Sulawesi Tenggara.
Empat provinsi tersebut masuk dalam zona kuning untuk kasus DBD.
Tidak hanya itu, dua kasus kematian akibat DBD juga ditemukan masing-masing di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kallimantan Timur, dan Sulawesi Tengah.
Kemudian, satu kasus kematian akibat DBD juga ditemukan masing-masing di Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyoroti tingginya kasus DBD yang ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Sikka.
Di hadapan awak media, Terawan pada 9 Maret menyebut jumlah pasien DBD di NTT mencapai 2.116 jiwa dan 31 di antaranya meninggal dunia.