Korea Selatan Beberkan 'Resep' Atasi Pandemi Corona Tanpa Lockdown, Kuncinya Transparansi
Pemerintah Indonesia perlu belajar dari Korea Selatan (Korsel) dalam mengatasi wabah virus corona atau Covid-19.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia perlu belajar dari Korea Selatan (Korsel) dalam mengatasi wabah virus corona atau Covid-19.
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang–Beom mengatakan semakin transparan pemerintah, semakin banyak masyarakat percaya terhadap pemerintah.
“Korea telah mengadopsi model yang unik untuk menanggapi wabah covid-19. Dapat didefinisikan jenis sistem respons dinamis yang transparansi, terbuka, dan demokratis. Dua nilai inti dari pendekatan kami, transparansi dan pemikiran kreatif,” ujar Dubes Korea Selatan dalam online meeting, Senin (6/4/2020)
Satu di antara pendekatan yang digunakan pemerintah Korea Selatan dalam upaya menghadapi pandemi corona adalah pendekatan holistik dari pendekatan pemerintah.
Baca: Positif Virus Corona, Tung Desem Waringin Tetap Nyengir: Hati yang Gembira adalah Obat
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menjadi pemimpin markas pusat bencana pemerintah yang mirip dengan gugus tugas bencana di Indonesia.
“Tidak hanya pejabat pemerintah pusat, tetapi semua perwakilan pemerintah daerah dan provinsi semua termasuk dalam pelatih kepala seluruh pusat bencana itu,” lanjutnya
Presiden Moon Jae-in setiap minggu juga memberikan arahan untuk mengatasi kesulitan dan tantangan ekonomi yang muncul.
Baca: Sembuh dari Corona, Andrea Dian Bagikan Foto-foto dengan Tenaga Medis: Mereka Pejuang Garda Pertama
Pemerintah juga menyediakan sejumlah paket stimulus dan langkah-langkah dan untuk mendukung mekanisme untuk membantu bisnis yang terkena dampak pandemi.
Korea Selatan sejak awal mengikuti rekomendasi WHO.
Satu di antaranya tidak mengambil langkah lockdown untuk seluruh wilayah guna menahan penyebaran wabah.
“Kami belum memberlakukan larangan perjalanan apa pun pada orang asing mana pun kecuali Mereka yang berasal dari negara bagian paling awal dari kota Wuhan dan provinsi Hubei di Cina,” ujar Kim Chang–Beom.
Pemerintah Korea Selatan juga menerapkan sejumlah metode deteksi dini pada masyarakatnya, seperti deteksi dini dengan sistem drive thru yang waktu pengujiannya kurang dari 10 menit.
Baca: UPDATE Corona 6 April 2020: Jumlah Kasus Positif di 32 Provinsi, DKI Jakarta hingga Papua
“Tidak perlu melipat area. Membersihkan meja atau kursi dengan disinfektan setiap saat, karena tidak ada yang keluar dari kendaraan mereka saat diuji,” katanya
Kim Chang-Boem menuturkan Korea Selatan memiliki sistem perawatan yang cukup canggih untuk mendukung pendekatan semacam ini.
Kesadaran masyarakat dan partisipasi dalam transparansi kasus, serta tingkat kepercayaan publik yang tinggi yang membuat masyarakat menerapkan praktik jarak sosial secara Nasional.
“Semakin transparan pemerintah, menjadikan semakin banyak orang mempercayai pemerintah,” ujarnya.
Hingga kini Korea Selatan telah mencatat 10.284 kasus dengan 182 kematian sejak diumumkan kasus pertama di bulan Februari.
Negara ini sebagian besar telah berhasil mengendalikan epidemi terbesar Asia diluar China, akan tetapi Korea Selatan masih terus berperang melawan pertumbuhan kasus virus corona ini.