Buat Kesalahan Fatal, Bubarkan Stafsus Milenial
Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, mengatakan ada baiknya Stafsus Milenial dibubarkan saja.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga Stafsus milenial mendadak menjadi buah bibir. Ulah ketiganya terus menjadi sorotan justru saat pandemi Covid-19 terjadi di tanah air.
Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, mengatakan ada baiknya Stafsus Milenial dibubarkan saja.
"Mereka bekerja bukan out of the box tapi out of control. Ini kesalahan fatal yang tak perlu terjadi. Bahaya anak milenial ini diberi kekuasaan. Tidak perlu kehadiran mereka," kata Jerry saat berbincang dengan Tribun, Jumat (17/4/2020).
Baca: Rumah Sakit di Chicago Obati Pasien Covid-19 dengan Obat Remdesivir, Hasilnya Menjanjikan
Presiden Jokowi kata Jerry juga harus bersikap tegas mencopot oknum-oknum yang ingin meraup keuntungan dengan melibatkan negara seperti Andi Taufan dan Belva Devara.
" Saya tidak habis pikir kop surat Setneg mereka perlu juga bertanggung jawab. Setiap kebijakan harus melibatkan Setkab dan Setneg. Ini ada indikasi korupsi juga. Mencari keuntungan dibalik wabah virus corona. Padahal mereka sudah digaji lumayan. Tupoksi mereka salah kaprah dan salah jalan. Ini pelanggaran berat, "kata Jerry.
Baca: ICW Soroti Pejabat Baru KPK Soal LHKPN
Diketahui tiga orang Stafsus milenial yang menjadi sorotan adalah Andi Taufan Garuda Putra, Adamas Belva Syah Devara, dan Gracia Josaphat Jobel Mambrasar (Billy Mambrasar). Andi Taufan yang juga CEO Amartha diduga merusak administrasi kenegaraan dan mengarah pada konflik kepentingan dengan menulis surat berkop Setkab yang ditujukan kepada camat di seluruh Indonesia. Surat itu berisi komitmen Amartha untuk turut program Relawan Desa Lawan Covid-19 yang diinisiasi oleh Kementerian Desa, PDTT.
Sama dengan Andi Taufan, Belva Devara juga menuai polemik terkait dengan konflik kepentingan antara perannya sebagai stafsus dan pemimpin perusahaan. Dia adalah pendiri sekaligus CEO Ruangguru.
Ruangguru dapat proyek Kartu Prakerja Rp 5,6 triliun untuk menyediakan pelatihan online.
Adapun Billy Mambrasar, dia menuai polemik karena bio LinkedIn-nya.
Dalam aplikasi jejaring profesional itu, Billy sempat menuliskan posisinya sebagai Stafsus Jokowi setingkat dengan jabatan menteri.(Willy Widianto)